Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nyaming

TERVERIFIKASI

Hanya seorang anak peladang

Di dalam Tuak Itu Ada Hidup dan Cinta

Diperbarui: 19 November 2020   03:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis disambut umat dengan meminum tuak dalam salah satu kesempatan kunjungan ke sebuah paroki. Dokpri.

Apa tidak salah mengatakan kalau tuak itu mendatangkan hidup? Ada cinta di dalamnya? Tidakkah sebaliknya, yang ada hanya kemudaratan sehingga mendorong beberapa fraksi di DPR agar RUU tentang Larangan Minuman Beralkohol segera disahkan?

Saya sangat menghargai maksud baik dari RUU ini. Yakni, sebagaimana tertera dalam pasal 3: a) melindungi masyarakat dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh Minuman Beralkohol; b) menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya Minuman Beralkohol; dan c) menciptakan ketertiban dan ketentraman di masyarakat dari gangguan yang ditimbulkan oleh peminum minuman beralkohol.

Namun, sebagai seorang putra asli Suku Dayak, sebagai seorang anak peladang dan kemudian menjadi seorang pastor yang berkarya di tengah-tengah orang Dayak, saya hanya mau berbagi pengalaman.

Beragam pengalaman inilah yang kemudian menghantar saya sampai pada sebuah keyakinan: di dalam tuak itu ada hidup dan ada banyak cinta.

Hidup yang saya maksudkan di sini berkaitan dengan fungsi dan peran penting tuak dalam upacara atau ritual adat dalam suku Dayak. Secara khusus pada momen-momen penting dalam kehidupan manusia. Serta dalam kegiatan yang berkaitan dengan perladangan.

~~~***~~~

Saya ambil contoh upacara pemberian nama anak secara adat dalam masyarakat adat Dayak Desa. Saya berani mengatakan kalau sampai hari ini masih bisa hidup dan bernapas, itu karena "diselamatkan" oleh tuak. Kapan tuak turut serta menyelamatkan hidup saya? Ketika saya diberi nama secara adat oleh orang tua saya.

Bagi masyarakat adat Dayak Desa, upacara adat pemberian nama ini sangatlah penting bagi tumbuh kembang si anak. Melalui upacara ini orang tua dan semua yang mengasihinya berharap agar sang anak bisa bertumbuh dengan sehat, menjadi anak yang baik, disenangi banyak orang, memiliki umur yang panjang serta berbakti kepada orang tua dan Tuhan.

Agar semua harapan itu bisa terpenuhi, maka segala bahan yang diperlukan untuk upacara adat harus disiapkan sebaik mungkin. Sebuah piring tua, beras, sirih, buah pinang dan tuak merupakan bahan-bahan yang harus disediakan.

~~~***~~~

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline