Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nyaming

TERVERIFIKASI

Hanya seorang anak peladang

Alfred North Whitehead dan Kompasiana: Petualangan Gagasan, Jalan Menuju Masyarakat Berkeadaban

Diperbarui: 4 Oktober 2020   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: commons.wikimedia.org

Apakah yang menjadi tujuan dan motivasi kita untuk menulis? Serta apa saja manfaat yang kita peroleh dari menulis? Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya akan merujuk kepada tulisan beberapa Kompasianer yang pernah mengulas tentang motivasi dan manfaat dari aktivitas menulis.

Pertama, Bapak I Ketut Suweca. Dalam artikelnya yang berjudul Membaca dan Menulis, Antara Mengisi Diri dan Hidup Berbagi, Pak Ketut tidak hanya membahas soal manfaat dan tujuan dari menulis, tapi juga dari membaca.

Berkaitan dengan soal membaca, Pak Ketut menuliskan demikian, "Nah, melalui penyebarluasan tulisan kita berharap bisa bermanfaat bagi orang lain. Kita bisa menulis hal-hal yang kita ketahui dengan baik. Kita bisa menulis topik-topik yang kita kuasai sehingga pembaca pun dapat mengetahui dan memanfaatkannya sebagai referensi."

Kedua, sesepuh kita, Bapak Tjiptadinata Effendi. Aktivitas menulis, bagi Pak Effendi, menjadi sarana untuk terapi diri. Hal ini tidak terlepas dari kecelakaan yang pernah beliau alami dan mengakibatkan gegar otak yang parah. Menurut pengakuan beliau dalam artikelnya, kecelakaan tersebut membuat beliau jadi pelupa. Bahkan suatu kali ketika mau menguangkan cek di salah satu bank, beliau lupa bagaimana menuliskan tanda tangannya sendiri.

Menulis menjadi jalan yang beliau pilih agar bisa sembuh dari penyakit lupa yang sudah demikian parah. "Rasa cemas akan mengalami alzheimer, maka saya memaksa diri untuk setiap hari menulis. Pada awalnya menulis satu halaman saja, saya butuh waktu hingga 2 jam. Semakin hari, saya semakin termotivasi untuk menulis karena merasakan secara nyata efek kesembuhan", begitu pengakuan beliau dalam artikelnya Benarkah Menulis Merupakan Terapi Diri?.

Ketiga, Bapak Katedrarajawen. Bagi Pak Kate, aktivitas menulis juga merupakan jalan terbaik untuk berbagi. Setiap kata yang tereja sedikit banyak memiliki makna. Kata-kata bisa mengubah dan mencerahkan anak-anak manusia. Menerangi kehidupan tatkala kegelapan melanda. Sebab di dalam kata-kata ada cahaya.

Namun, ada hal lain yang cukup menarik dari tujuan menulis menurut Pak Kate. Beliau mengatakan kalau menulis itu adalah sebuah jalan doa. "Tidak sedikit mengubah dan mencerahkan anak-anak manusia. Janganlah ragu bila menulis bisa menjadi jalan doa untuk kebaikan bagi sesama bukan hanya di dunia. Bahkan mencapai luasnya semesta. Ruang dan waktu tak membatasi kekuatan doa", tulis beliau dalam artikelnya Menulis sebai Jalan Doa.

Dan keempat, Daeng Khrisna Pabichara. Dalam artikelnya Mantra Opa Tjiptadinata: Menulis Itu Kebutuhan Jiwa, Kompasianer yang masuk Top 5 Influencer Bahasa ini menyebutkan ada 3 manfaat dari menulis: 1) terampil menyelesaikan masalah, 2) meningkatkan daya ingat dan 3) memperbaiki suasana hati.

Apa yang menjadi tujuan dan manfaat dari menulis secara garis besar barangkali sudah terangkum dalam pendapat-pendapat di atas. Namun kita masih bisa menambahkannya seturut pemahaman dan pengalaman kita masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline