Lihat ke Halaman Asli

Francisca S

Amicus Plato, sed magis amica veritas

Bisikan Angin Kota Kecil (4)

Diperbarui: 7 Agustus 2020   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dok.pribadi

Bab 4

Hari ini sebenarnya aku berencana pergi bersama dengan Mauro. Aku memintanya untuk menemaniku berbelanja di pusat pertokoan di pusat kota pada pagi hari. Kemarin ia sudah menyetujuinya, tapi ternyata rencana itu kemudian batal.

Pagi-pagi Mauro sudah datang ke kamar untuk memberitahuku bahwa ia tak dapat menemaniku seperti janjinya semula. "Masih ada satu pekerjaanku yang belum terselesaikan," katanya. 

"Tadi malam aku tidak berhasil merampungkannya, jadi mau tidak mau aku harus mengerjakannya hari ini, sebab besok aku sudah harus berangkat. Scusami!"20) urainya dengan lengkap, berharap aku dapat memahami situasinya.

"Oh  begitu.." reaksiku singkat.

Aku menjawab demikian karena sejujurnya aku langsung merasa kecewa begitu mendengar pemberitahuannya, tapi aku juga tak ingin menunjukkan perasaanku yang sebenarnya kepada temanku yang satu ini. 

Karena ia sudah banyak membantuku, aku tak mau ia merasa terlalu bersalah karena hal ini. Aku juga dapat memahami keadaannya, sebab tidak mungkin ia pergi menemaniku saat ini sementara pekerjaannya sendiri yang lebih penting belum ia selesaikan. 

Berbelanja di pusat kota sudah pasti akan menyita waktu yang tidak sebentar, dan waktu yang ia miliki sebelum berangkat hanya tinggal hari ini. "Ehmm.. Allora va bene, non fa niente.."21) kataku kemudian.

"Kamu selesaikan saja urusanmu dengan tenang. Itu lebih penting," tambahku.

"Terima kasih atas pengertianmu," katanya lega.     

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline