Lihat ke Halaman Asli

Franchise Tanpa Royalti

Diperbarui: 7 Desember 2015   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di dalam sebuah kerjasama franchise, biasanya terdapat sebuah perjanjian bahwa pihak franchisee ( penerima waralaba ) berkewajiban untuk membayar biaya royalti secara berkala atas penggunaan merk serta konsep usaha yang disediakan oleh franchisor ( penyedia waralaba ). Selain itu royalti dibayarkan sebagai  kompensasi atas penyediaan support system dan layanan dukungan yang diberikan. 

Terdapat berbagai macam metode penghitungan besaran royalti yang harus dibayar franchisee kepada pihak franchisor. Namun, ada lima metode yang paling umum digunakan. Diantaranya :

1.       Fixed precentage  of gross sale ( Royalty fee dihitung berdasar presentase tetap dari laba kotor ).Metode ini menjadi yang paling umum digunakan oleh para franchisor. Biaya royalty dihitung dari persentase tetap dari setiap laporan laba kotor yang dihasilkan oleh franchisee. Semakin besar laba kotor yang dihasilkan semakin besar pula besaran setoran royalti yang mesti dibayar begitu juga sebaliknya. 2.       Fixed Royalty ( besaran angka royalti bersifat  tetap )Dalam metode ini besaran royalti bersifat tetap dan tak terpengaruh dengan hasil penjualan. Ini bisa jadi keuntungan bagi kedua belah pihak. Pihak franchisor mendapat  pemasukan dengan jumlah yang selalu sama. Dan untuk franchisee akan menikmati laba bersih yang lebih banyak seiring dengan peningkatan penjualan, karena royalti yang harus dibayarkan bersifat tetap, bukan berdasar persentase penjualan. 3.       Start Up Period Adjusmen ( Penyesuaian dalam masa-masa awal perintisan usaha)Franchisor menganggap bahwa dalam masa-masa awal perintisan ( start up)  biaya yang dikeluarkan franchisee dalam operasional usahanya masih sangat tinggi. Maka dilakukan pengurangan bahkan penghilangan jumlah biaya royalty untuk sementara waktu. 4.       Transaction Based ( berdasar jumlah transaksi )Franchisee dibebankan atas biaya tetap dari jumlah transaksi yang dihasilkan. Semakin banyak transaksi yang dihasilkan semakin tinggi pula biaya royalti yang harus dibayarkan. 5.       Free Royalty fee ( bebas biaya royalty)Semua franchisee bebas dari kewajiban membayar royalty secara berkala. Ini yang menarik. franchisee tetap memperoleh hak-hak yang semestinya seperti support system dan layanan dukungan. Serta, segala kebutuhan logistik disuplay oleh kantor pusat. Namun sangat sedikit waralaba yang menggunakan system seperti ini.  Adalah Churros Delicio, produk bisnis kuliner berkualita yang memiliki beragam support system dan layanan dukungan tanpamemungut biaya royalti sepeser pun. Dalam menunjang keberhasilan bisnis anda, kami menyediakan berbagai layanan seperti : Marketing support, suplay bahan baku, desain promosi cuma-cuma dan lain sebagainya.  Anda yang berminat dengan produk bisnis kuliner, dapat bergabung dengan Churros Delicio dan miliki sendiri sebuah unit bisnis kuliner yang menyajikan "churros" khas Spanyol dengan rasa yang sangat otentik.  Churros Delicio, merupakan brand yang dikembangkan dan dimiliki oleh Adhiwa Corporation, sebuah perusahaan yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun dalam menghasilkan produk bisnis waralaba yang berkualitas. Dengan memiliki produk kuliner churros khas Spanyol dengan kualitas premium, serta konsep open kitchen , menjadikan bisnis ini sangat bagus untuk semua orang.    

 Selain itu, Desain gerai Churros Delicio yang begitu elegan, memudahkan anda untuk menempatkannya diberbagai lokasi bisnis. Dan yang pasti anda tak perlu mengeluarkan banyak uang dalam berinvestasi. No royalty fee, support system dan layanan dukungan yang komplit, unik, dan investasi yang terjangkau namun menjanjikan raihan profit yang tinggi. Lantas, apalagi yang ingin anda carai dari sebuah produk bisnis franchise ?   

 

 

   




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline