Demi Ucok
Cast Includes : Geraldine Sianturi, Lina Marpaung
Writing, Directing by Sammaria Simanjuntak
[caption id="attachment_327719" align="alignnone" width="445" caption="Demi Ucok ( sumber:mecail2012.blogspot.com )"][/caption]
Di awal film, Mak Gondut ( Lina Marpaung ) sudah bersabda kepada anaknya, Glo ( Geraldine Sianturi ) kalau perempuan batak itu mempunyai 3 tugas yaitu : kawin sama orang batak, punya anak orang batak, dan punya menantu orang batak, barulah kau boleh sombong haha... Kalo kawin campuran, tak tinggi itu nilainya.
Glo adalah seorang filmmaker independen yang mengalami fase kebuntuan di karier nya setelah dalam 4 tahun belum memproduksi film baru karena masalah dana, setelah film pertamanya sukses dan meraih penghargaan, memasuki usia 29 tahun, Glo selalu dicecar oleh ibunya, Mak Gondut untuk cepat cepat menikah ( tentu nya sama orang batak juga ). Mak Gondut pun sibuk mendekatkan jodoh untuk anaknya ini, bahkan berkata akan mendanai film Glo 1 Milyar dengan uang asuransi nya, ooo..tapi tentu saja..*terms and condition apply ( baca : harus kawin sama orang batak )
Menjadi perempuan batak yang dikelilingi aturan konservatif seperti ini, Glo merasa itu adalah lingkaran maut dan berkaca pada opung dan emak nya, Mak Gondut yang sewaktu muda juga mempunyai mimpi menjadi bintang film, tapi malah lebih memilih menikah dan berkeluarga dan hidup boringly ever after, jelas Glo tambah menguatkan hati nya untuk tidak ingin menjadi seperti emak nya. Bagi Glo, menikah adalah semacam penjara yang berpotensi mengandaskan mimpinya membuat film kedua yang lebih profesional.
Demi Ucok is so hilarious, setidak nya itu yang terpikirkan oleh gue saat banyak "kata kata bijak" yang terucap dari film ini dengan nyinyir nya, baik lewat Mak Gondut ataupun Glo ataupun sahabat Glo, Nikki ( yang mengklaim dirinya lesbian, tapi sedang hamil ). Komedi yang absurd di film ini ditampilkan dengan porsi yang pas tanpa berlebihan, dan justru kekuatan terbesar kelucuan tersebut muncul dari karakterirasasi dan dialog dialog berkesan antara Glo dan Mak Gondut, dan juga ekspresi bosan Glo menghadapi sindiran yang terang terangan dari emak nya sendiri.
Apakah mungkin film ini sendiri adalah sinyal sinyal dari sebuah kisah jujur seorang Sammaria Simmanjuntak akan kehidupan pribadi nya sendiri ? mengingat selain Mak Gondut yang diperankan oleh ibunya sendiri, di film ini pun terlihat oleh kita tentang hubungan ibu dan anak, curhatannya akan budaya batak yang konservatif, susahnya bikin film, semuanya ditampilkan dengan komikal dan absurd sehingga unsur komedi yang ada bisa maksimal.
[caption id="attachment_327720" align="alignnone" width="500" caption="Mak Gondut & Glo ( sumber : aplausthelifestyle.com )"]
[/caption]
Menjadikan adat batak sebagai tema utama di film ini, Sammaria pun sepertinya asik menuturkan dan bergosip dengan adat budaya nya sendiri. Sangat kocak bagi saya ketika ada beberapa adegan emak Glo yang bercakap bahasa batak dengan logat khas nya, saya juga tidak khawatir tidak akan mengerti joke joke yang ada disini, after all, hampir banyak dari kita yang perempuan pernah mengalami hal ini, at least di bagian di cecar supaya cepat kawin dan punya anak nya haha.., its like this can happen to anyone, batak or not.
Diluar kupasan utama akan adat batak dan idealisme mengenai pernikahannya, sebenarnya antara Glo dan Mak Gondut adalah orang yang normal normal saja, yang menarik adalah cara Sammaria membentuk karakter dan dialog dialog dan interaksi antar ibu dan anak ini. Pendirian yang berbeda 360 derajat dan selalu berperang dengan kepentingan masing masing itulah yang membuat detik demi detik film ini berharga dan kocak.
Glo, yang merupakan filmmaker yang independen dan idealis, yang bertekad untuk live by passion, tidak tertarik dengan cinta, membuat film tanpa dikejar kejar semboyan nikah muda, aman dan sejahtera yang diagungkan emak nya sendiri.
Sedangkan mak Gondut, yahh..namanya juga emak emak tipikal ( maaf mak ! ), yang rajin merecoki anaknya, terutama jika putri nya sudah berhadapan dengan umur 30 dan masih belum menikah, rajin di usia emas nya dengan sibuk ikut berbagai MLM, aktif di gereja bahkan partai politik haha..
Yang menjadikan mak Gondut menarik adalah usahanya yang pantang menyerah dengan putri nya yang sama keras kepalanya ini, dan dengan pembawaan si emak yang lebih santai, natural dan lucu, membuat film ini jauh lebih kocak.
Perang tekad dan pendirian antara Glo dan Mak Gondut sangat mendominasi di film ini. Dibawakan dengan kocak, dan ada memunculkan beberapa bagian sentimental yang membuat gue bersimpati dan terharu, dan teringat dengan ( alm.) emak gue sendiri. Sammaria berhasil membawa film ini tidak terjatuh kedalam lubang slapstik konyol yang berlebihan ( mengingat ada nya beberapa adegan yang absurd nan kocak ), dan menyuntikkan cukup momen momen drama yang tanpa harus berlinang derai air mata, tapi bisa menerbitkan perasaan haru.
Seiiring film selesai gue akhirnya bisa sangat mengerti kenapa film ini begitu dihargai, gue juga begitu, dan juga merasa terhibur dan tertawa geli, tapi bukan menertawakan.
****
Demi Ucok ( 2012 )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H