Lihat ke Halaman Asli

Fransiskus Nong Budi

Franceisco Nonk

Sampah Sebagai Stigma

Diperbarui: 22 Juli 2022   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hidup manusia selalu menghasilkan sampah. Manusia tidak pernah tidak memproduksi sampah. Segala yang dihasilkan manusia selalu memiliki dua fungsi yakni berguna dan tidak berguna. Oleh sebab itu, hidup manusia tidak dapat dipisahkan dari sampah. Bagaimana sampah diperlakukan tergantung pada cara pandang seseorang terhadapnya. Sampah bisa dijadikan berguna atau sebaliknya. Semuanya sekali lagi terletak pada perspektif subjek yang menghasilkan sampah itu.

Budaya Indonesia umumnya memandang sampah sebagai sesuatu yang najis. Sampah identik dengan kotoran. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa memang demikianlah adanya. Namun, cara pandang yang demikian adalah keliru. 

Sampah itu menjadi kotor karena orang yang menjadikannya. Penghasil sampahlah yang menciptakan semuanya itu. Sampah hanyalah sisa dari sesuatu yang nilai gunanya untuk sementara belum dipakai! Jadi, sesungguhnya apa yang disebut sampah itu tidak ada. Sampah semata-mata adalah itu yang nilai gunanya tertunda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline