Ketika sedang menjamu tamu, anak-anak janganlah disuruh untuk pergi ke tempat lain. Sebab, ada beberapa hal edukatif yang cukup berpengaruh dalam perkembangannya (kelak).
"Hehh... sana... sana dulu!"
"Bang, kakak ke kamar dulu bentar ya, mama papa sedang punya tamu!"
"Nanti giliran anak-anak makan!"
"Ahhh... sudah makan kok mereka (anak-anak). Harus berapa kali rupanya mereka makan sehari?"
Saya masih ingat ungkapan di atas, selalu diucapkan oleh ibu atau bapak dahulu, ketika ada keluarga/tamu yang berkunjung ke rumah.
Adik-adik dan saya biasanya akan di suruh pindah tempat dari ruang tamu, walau awalnya kami belajar di sana.
Buku-buku dibereskan, meja dibersihkan, lalu kami diminta untuk membuatkan minuman dengan makanan ringan untuk para tamu.
Selekas semua telah rapi dan selesai dihidang, kami disuruh untuk masuk kamar atau bermain ke tempat lain.
Memang, ketika masih kecil, muncul pertanyaan mendasar, "Mengapa ketika ada tamu, saya dan adik-adik tidak boleh ikut serta dalam pembicaraan mereka? Mengapa dahulu kami selalu disuruh masuk ke kamar atau bermain atau bertandang ke rumah tetangga?"
Rasanya, kurang fair. Sebab, saya merupakan anak dari si pemilik rumah. Selain itu, saya juga ingin mendengar cerita-cerita orang dewasa.