Lihat ke Halaman Asli

Suaviter

TERVERIFIKASI

Sedang dalam proses latihan menulis

Cegah Obesitas, Sayangi Jantung Anda!

Diperbarui: 28 Januari 2022   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilsutrasi obesitas (Sumber: thinkstockphotos)

"Dengan menjaga ritme dan pola makan kita, akan sungguh membantu jantung lebih sehat dan kuat"

Ketika membaca topil (topik pilihan) ini, saya teringat kembali akan dua ungkapan yang kurang tepat, tetapi pernah saya yakini memiliki nilai kebenaran. Ungkapan itu ada dalam bahasa Batak Toba.

Ungkapan pertama adalah"Godang-godang ma allangi, binsan poso dope ho!". Kurang lebih artinya adalah "Banyak-banyaklah kamu makan, selagi kamu masih muda!"

Kemudian, ungkapan satu lagi adalah "Pantang na i do na gabe ubat!". Lebih kurang artinya adalah "Makanan yang dilarang untuk dimakan itu sebenarnya yang akan menjadi obat bagi penyakit (yang sedang diderita)!"

Efek dari meyakini ungkapan pertama adalah saya banyak makan. Nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan saya makan sampai habis, tak ada yang terbuang kecuali tulang-belulang dari lauk. Sebab, saya penganut paham tidak boleh menyisakan dan membuang makanan barang sebutir nasi.

Sementara itu, efek dari meyakini ungkapan kedua adalah saya tetap memakan makanan yang dilarang oleh tim kesehatan. 

Pengendalian diri kurang, karena kerabat pun selalu menggoda saya dengan ungkapan tadi. Memang, terkadang hal tersebut mujarab, tetapi kadang gagal - malah sakit makin parah.

Kenali tubuh

Efek terakhir yang saya rasakan dan memiliki dampak yang kurang baik terhadap tubuh adalah berat badan naik, lemak di lingkaran perut makin besar, pipi makin tembam, pergerakan tubuh menjadi makin terbatas. Dengan kata lain, saya mengalami obesitas.

Tentu keadaan obesitas tidak asyik. Banyak kendala yang terjadi jika tubuh memiliki bentuk dan berat yang berlebihan: lutut tak sanggup menopang berat badan, perut buncit, analisis menjadi kurang tajam, sering mengantuk, malas, dan indera pengecap ingin makan terus, sesak saat bernafas, dan ada rasa nyeri di jantung.

Praktisnya, malah penyakit yang datang ketika self control terhadap ritme dan pola makan yang tidak teratur. 

Memang, terkadang muncul rasa iri kepada teman yang memiliki ritme dan pola makan tinggi tetapi tidak mengalami peningkatan berat badan. Artinya, tubuhnya bisa tetap normal, berat badannya tetap standar, dan perutnya tidak buncit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline