Andi, Seorang pria yang berasal dari Kampung Tulehu bercita-cita menjadi pesepakbola hebat yang bermain diluar negeri. Memiliki dua sahabat, yang bernama Fajar dan Amar. Mereka sama-sama memiliki cita-cita yang sama yaitu menjadi pesepakbola hebat yang bisa bermain diluar negeri.
Pertemuan Andi dan dua sahabatnya itu bermula ketika Andi masuk dalam sekolah sepakbola di Tulehu. Dari situ Andi mengenal lebih dekat Fajar dan Amar, mereka saling menceritakan kenapa ingin menjadi pemain sepakbola yang bisa bermain diluar negeri.
Setiap hari Andi, Fajar, dan Amar bersama-sama berlatih sepak bola, mereka berlatih setiap pagi dan sore. Hal itu dilakukan karena menurut Andi proses tidak akan menghianati hasil artinya dengan terus berlatih dan mengasah kemampuan akan semakin terwujud untuk menjadi pemain sepak bola yang hebat dan bisa bermain diluar negeri.
Sampai ketika Andi dan dua sahabatnya itu merenungkan bahwa mereka harus terus bersama-sama tidak boleh terpisahkan sampai tujuannuya tercapai menjadi pemain sepakbola.
Andi terus berlatih sepak bola dengan dua sahabatnya itu, persahabatan mereka bertiga semakin kuat, suka duka mereka lewati bersama-sama. Berbagai kompetisi sepakbola antar sekolah, maupun antar daerah Andi dan dua sahabatnya selalu menjadi juaranya.
Tiba saatnya sore di lapangan, selepas latihan sepakbola Andi, Fajar dan Amar membahas tentang bagaimana kedepannya setelah lulus Sekolah Menengah Pertama. Mereka dihadapkan pilihan sulit. Andi yang berlatar belakang keluarga ekonomi sulit tidak akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dan akan mewujudkan mimpinya itu menjadi pemain sepakbola. Sedangkan Fajar dan Amar harus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Akhirnya persahabatan mereka harus berpisah dan melanjutkan jalan hidupnya masing-masing. Hal tersebut menjadi perpisahan yang sangat berat dihadapi oleh Andi.
Andi: "Eh gak kerasa juga ya kita sudah mau lulus ajaa nih" (tanya Fajar dan Amar).
Fajar: "Iyaa ndi tapi saya bingung" (dengan raut wajah yang gelisah).
Andi:"Bingung kenapaa kamu jar?".
Fajar: "yaa bingung mau lanjutin di sepakbola atau masuk universitas"