Lihat ke Halaman Asli

Lagu: Karna kucinta kau

Diperbarui: 5 Maret 2023   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tulisanku kuawali dengan puisi Berjalan bersamamu, kali ini kutuliskan sedikit kisah tentang dia. Dia dalam cerita ini bernama Agrin.

Sore menghampiri malam, di sebuah tempat aku terdiam menatap sebuah foto seorang wanita asal Medan di akun Fb ku. Wanita yang begitu ceria, semangat namun dengan ekspresi yang cukup memberi diriku bertanya-tanya, dengan apa yang tersimpan di dalam raut wajahnya itu.

Aku lupa pesan apa yang pertama yang pernah aku kirim ke dia. Tapi mungkin ini, "salam kenal, teman fb". Kemungkinan ini pesan yang pertama yang pernah kukirim lewat pesan itu. Karna kebanyakan pesan pertamaku untuk teman-teman di media sosial adalah itu, sebagai sapaanku.

Entah berapa lama kami berkenalan, seorang wanita yang begitu memiliki aura pengikat jiwa. Ya, aku merasa seperti itu, aura positif dalam dirinya sangat kuat. Aku tertawan dengan raut wajahnya yang kerapkali hadir dalam bayanganku hanya dia. Nada suara yang khas, gaya berbicara dengan bahasa sederhana susunan kata semuanya menyentuh diriku.

Hari-hariku terisi olehnya, hingga suatu hari aku sungguh jatuh cinta. Mungkin ini menjadi satu masalah dalam pertemanan kami, karna aku terlalu jatuh cinta kepadanya. Memang cukup lama aku menyimpan rasa itu dalam diriku, dan belum kuungkapkan kepadanya. Hingga suatu hari aku menulis dalam snap ku tentang "dua pilihan jalan hidup yang tak bisa terbagi". Aku memulai kesalahan yang cukup besar dan mempengaruhi kedepannya.

Ya, aku sadar dengan hal itu. Aku yang terlalu polos akan hal cinta. Ya, mungkin karna efek sudah sekian lama tidak pernah jatuh cinta. Sehingga aku terbuai dengan cinta itu. Aku lupa dengan hal-hal lain, aku selalu ingat akan dia, disaat apapun, hanya dia. Hingga akhirnya aku menulis tentang "dua pilihan jalan hidup yang tak bisa terbagi" itu. 

Setelah aku menulis tentang itu, aku hanya bisa membaca pesan balasannya dalam pesan masuk ku. Aku menjadi seperti orang yang membelah diri ku sendiri. Saat itu aku menjadi orang yang mencuekinya, mengabaikan pesan-pesan masuknya. Sebenarnya itu tidak lepas dari identitas kami berdua yang sangat berbeda jauh.

Hingga akhirnya kami berjumpa di suatu tempat di kota aku tinggal, ya memang agak jauh tempat itu, tetapi menjadi kenangan pertamaku saat itu. Kami bercerita banyak hal, melanjutkan perkenalan sampai pada tentang percintaan. Aku bingung harus berbuat apa pada saat itu, apakah mengajaknya jalan-jalan menelusuri kota itu atau atau ingin apa, masalahnya aku tak punya uang.

Seminggu sebelum kami berjumpa, dia pernah bilang akan dating ke kota itu, tanggal dan harinya di sampaikan, saat itu ada dua emosi yang terjadi, pertama dengan emosi bahagia, dan yang kedua emosi sedih. Dua emosi itulah yang menjadi tujuannya untuk datang di kota itu, karna suatu hal yang sangat penting dalam hidupnya, tidak lepas dari kisah percintaannya.

Sore itu aku mengisi hariku dengan dia dengan cukup canggung dan dari ku sendiri yang grogi saat berhadapan dengannya. Sore itu juga kami berpisah, berharap akan berjumpa lagi saat malam di dekat tempat ku tinggal agar dapat berjumpa dengan orang yang ingin di jumpainya. Ya tujuannya pertama-tama bukan ingin berjumpa dengan ku tetapi dengan temanku. Aku mengerti akan hal itu, karna bagaimana pun itulah tujuannya datang ke kota itu.

Sesampainya aku ke rumah, aku menjumpai temanku agar ia dapat ikut berjumpa dengan gadis yang tadi. Tapi sayang, dia sedang sakit, dan moodnya masih kurang baik. Sehingga kami tidak dapat berjumpa dengan gadis itu. Selain itu aku juga lagi ada pertemuan dengan teman-teman lainnya. Niat ku ingin menyusulnya di kota, tapi sayang sudah terlalu malam dan kendaraan pun tidak ada. Kami hanya bisa chatting-an dan video call-an di fb, saat itu dia sedang menangis di tempat penginapannya. Tak lama kemudian ia mematikan data, sehingga kami tidak dapat berkomunikasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline