Pada berbagai media offline maupun online bertebaran berita anggota Dewan membagikan jamu/herbal sebagai "OBAT" COVID-19 yang menggunakan bahasa asing dan mengandung herbal impor. Padahal sampai saat ini, belum ada obat yang bisa mengobati COVID-19. Sedangkan beberapa Jamu/herbal berkhasiat untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh manusia dari serangan virus. Jika daya tahan tubuh manusia kuat dan tidak stress maka secara otomatis sistem tubuh manusia akan bisa melawan virus.
Yang membuat miris dari berita tersebut adalah anggota dewan malah mempromosikan herbal impor, apa salahnya menggunakan herbal/jamu lokal yang sudah terjamin khasiatnya. Minimal dengan mempromosikan jamu/herbal lokal maka akan membantu UMKM jamu di Indonesia. Sebagai Negara tropis dan berada di jalur garis khatulistiwa, Indonesia menjadi daerah yang subur dan kaya akan tanaman hayati, termasuk tanaman yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh atau tanaman herbal. Berdasarkan penelitian, Indonesia memiliki kurang lebih 30 ribu jenis tanaman herbal, namun baru 13 ribu jenis yang dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan baku pengobatan maupun pencegahan penyakit. Sedangkan tanaman yang digunakan untuk produksi Obat Herbal Terstandar (OHT) dan fitofarmaka yang sudah diuji klinis pada manusia baru sekitar 500 tanaman herbal yang dimanfaatkan.
Selama masa PSBB untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini, penulis senantiasa mengikuti Protap Kesehatan dan Social/Physical Distancing yang dianjurkan Pemerintah. Selain itu, penulis juga mengkonsumsi herbal Lokal seperti kunyit, jahe, temulawak dan Beepollen untuk membantu meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh dalam melawan serangan virus COVID-19.
Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan memajukan produk Indonesia. Jangan berharap ke ASING, mereka pasti juga menjual produknya sendiri....
Salam kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H