Lihat ke Halaman Asli

Daily Formatasindo

Website Berita Seni dan Budaya Nusantara

Formatasindo, Berawal dari Keresahan hingga Menjadi Keluarga

Diperbarui: 28 Oktober 2024   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

"Formatasindo, Berawal dari Keresahan Mahasiswa Pecinta Seni Menjadi Sebuah Keluarga"

Klaten, 27 Oktober 2024 --- Pendapa Omah Gasebu, Manisrenggo, Klaten kembali menjadi saksi lahirnya semangat dan kreativitas para pecinta seni yang tergabung dalam komunitas Formatasindo (Forum Mahasiswa Pencinta Seni dan Seniman Indonesia). Berawal dari Keresahan Mahasiswa Pecinta Seni Menjadi Sebuah Keluarga, latihan kali ini menegaskan visi kebersamaan yang ingin dibangun oleh para mahasiswa kampus se Jawa Tengah  & Daerah Istimewa Yogyakarta.

Latihan yang digelar pada hari Minggu malam senin dikhususkan untuk pentas hari wayang dunia 2 hari 2 malam pada tanggal 15 dan 16 November 2024, diikuti oleh puluhan anggota Formatasindo dari berbagai perguruan tinggi. Mereka berkumpul untuk mengasah keterampilan, terutama dalam seni wayang kulit, dengan tetap menjaga suasana akrab dan kekeluargaan. Latihan ini tidak hanya sekedar ajang pengasahan kemampuan, tetapi juga menjadi tempat berbagi keresahan dan harapan seputar pelestarian seni dan budaya.

"Formatasindo hadir karena keresahan kami terhadap lunturnya kecintaan generasi muda pada seni dan budaya tradisional," ujar Haris Setiawan. Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Rizki Widya Faturrohman juga menambahkan. "Kami ingin menciptakan ruang di mana kami bisa belajar, berkreasi, dan bersama-sama menjaga warisan budaya."

Sesi latihan wayang kulit dipandu oleh pembina Formatasindo Yaitu Dr. Sukisno M.Sn yang merupakan dosen dari Universitas Negeri Yogyakarta, latihan dimulai oleh Ki Maheswara Kulub Dewa Bagaskara dari Klaten dilanjutkan Ki Hikmah Arif Mulyawan dari Sleman, Formatasindo juga menekankan nilai-nilai persaudaraan antaranggota, yang diharapkan dapat menjadi kekuatan utama komunitas ini ke depannya.

Salah satu peserta, Naufal Syafiq Al Anshori, mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengungkapkan rasa bahagianya bisa bergabung di Formatasindo. "Di sini, saya tidak hanya belajar mendalang, tapi juga merasakan suasana kekeluargaan yang jarang saya temukan di tempat lain," katanya.

Pendapa Omah Gasebu sendiri menjadi tempat yang memiliki makna khusus bagi Formatasindo. Selain suasananya yang tenang dan tradisional, pendapa ini dianggap sebagai tempat bersejarah, karena lahirnya Formatasindo juga dari tempat ini. Latihan di Pendapa Omah Gasebu Klaten bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan pelestarian budaya.

Dengan semangat kekeluargaan dan tekad melestarikan serta mempelajari budaya, Formatasindo berharap kegiatan mereka dapat menarik lebih banyak generasi muda untuk turut mencintai seni dan budaya tradisional Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline