Lihat ke Halaman Asli

forina lestari

Peneliti, Pengajar, Penulis

Urgensi Kebijakan Integrasi Antar Moda

Diperbarui: 17 Oktober 2022   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Transportasi merupakan sarana yang sangat dibutuhkan setiap orang dari zaman ke zaman. Ketergantungan masyarakat terhadap transportasi yang sangat tinggi menyebabkan kebutuhan layanan transportasi yang berbasis internet (Online) semakin tinggi. Layanan transportasi ini menawarkan pelayanan yang mudah, cepat, aman, efisien dan murah. Namun pada beberapa kasus, banyak stasiun yang belum mengakomodir drop zone area serta ruang tunggu sementara bagi parkir angkutan berbasis online ini. Ini menyebabkan terjadinya parking on street angkutan umum yang disebabkan oleh menaikan dan menurunkan penumpang di sepanjang bahu jalan. Dilain sisi tingginya minat terhadap angkutan umum berbasis online ini didorong oleh pelayanan angkutan umum publik lain yang kurang optimal dari sisi kepastian jadwal dan harga, rute yang belum melayani sebagian besar area hingga faktor kenyamanan dan keamanan yang belum optimal. Oleh karena itu, sistem transportasi antar moda perlu difikirkan agar terintegrasi  sehingga efektif dan efisien bagi pengguna.

Sedangkan saat ini terlihat peningkatan drastis pengguna KAI dekade terakhir ini, salahsatunya di Jabodetabek. Namun, berdasarkan hasil survey singkat kami pada 300 responden pengguna KAI di Stasiun Sudimara, dilihat dari sisi moda yang digunakan menuju stasiun didominasi oleh sepeda motor mencapai 60%. Untuk pengguna angkutan umum kurang dari 10% dan pengguna ojek online sekitar 25 %. 

Ini menunjukkan bahwa angkutan feeder dari stasiun belum berfungsi dengan baik. Ditambah lagi, tidak semua jalan yang ada terintegrasi dengan (angkutan umum) moda pendukung, karena kebanyakan hanya melewati jalan arteri primer. Bagi wilayah area perumahan yang tidak terintegrasi langsung biasanya pengguna akan menggunakan ojek online langsung ke stasiun sehingga dirasa perlu penambahan trayek angkutan umum baru agar minat masyarakat untuk mengganti kendaraan pribadi ke kendaraan umum pun makin optimal.

Mobilitas perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain juga dapat dilihat pada jalur pedestrian dimana sarana prasarana pedestrian masih banyak yang belum sesuai dengan ketentuan yang ada seperti lampu penerangan, pagar pembatas, tempat sampah, tempat duduk, lebar trotoar di beberapa titik, serta jarak antar halte yang masih belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tentunya sarana prasarana di pedestrian ini akan lebih meningkatkan kenyamanan dan keamanan pejalan kaki. Informasi angkutan publik yang jelas di tiap halte pun perlu disiapkan. Serta angkutan publik (angkot) perlu dikelola dengan lebih profesional.

Disamping itu, kawasan stasiun juga dapat dikembangkan menjadi kawasan transit yang terintegrasi antar moda dan kegiatan. Beberapa manfaat apabila kawasan ini di tata ulang yaitu :

  • Mempermudah mobilitas dan aksesibilitas ke layanan dan kegiatan (transportasi)
  • Mendorong struktur tata ruang kota yang kompak dan hemat energi (penggunaan lahan)
  • Meningkatkan peluang pengembangan diperkotaan dan disekitar stasiun (pengembangan perkotaan)

Kawasan ini juga dapat membangkitkan ekonomi yang besar, keuntungan finansial, manfaat ekonomi dan sosial dengan tujuan utama adalah mengubah perilaku pribadi dari orientasi kendaraan pribadi untuk memilih berjalan kaki dan transportasi umum. Dalam hal ini, pemerintah daerah perlu memiliki kemampuan untuk mengelola kawasan transit ini melalui penangkapan nilai lahan (land value capture) agar dapat dikelola guna lahan campuran di kawasan ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline