Lihat ke Halaman Asli

Konsep Produksi Kelapa Sawit Berkelanjutan

Diperbarui: 1 Februari 2016   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelapa Sawit merupakan tanaman produksi yang menjadi sumber minyak nabati terbesar di dunia. Pengolahan kelapa sawit menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) yang keduanya digunakan sebagai bahan baku produk yang umum kita gunakan sehari-hari, seperti minyak goreng, margarin, cokelat, sabun, shampoo, lilin, hingga alat kosmetik. Minyak kelapa sawit menjadi semakin populer dari sudut pandang ekonomi-bisnis karena berbagai kelebihan yang dimiliki. Kelebihan dari kelapa sawit antara lain ketahanan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama, permintaan pasar yang stabil, serta harga yang terbilang menjanjikan.

Menilik perkembangan bisnis kelapa sawit kini, Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Produksi kelapa sawit menarik perhatian dari sudut pandang ekonomi yang dimana turut berdampak kepada maraknya praktek perkebunan sembrono yang mengabaikan aspek-aspek lingkungan baik aspek fisik lingkungan. Contoh sederhana aspek lingkungan yang terpengaruh oleh adanya praktek perkebunan yang sembrono adalah degradasi lahan dan air, gubahan terhadap habitat biota endemik, hingga terjadinya konflik sosio-ekonomi masyarakat sekitar.

Manfaat yang menjanjikan diiringi oleh potensi pengrusakan lingkungan dari adanya aktivitas perkebunan dan produksi kelapa sawit menjadi permasalahan tersendiri yang membutuhkan jalan tengah yang solutif. Penerapan konsep produksi kelapa sawit berkelanjutan dipandang mampu hadir sebagai salah satu dari sekian banyak pilihan solusi yang tepat.

Berawal dari pendirian Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada tahun 2004, praktek produksi kelapa sawit berkelanjutan mulai mencuri perhatian. Dari aspek legalitas, praktek produksi kelapa sawit berkelanjutan diatur melalui rangkaian proses sertifikasi RSPO.

Guna memperoleh sertifikat RSPO, perusahaan kelapa sawit harus memenuhi prinsip dasar yang meliputi: transparansi, ketaatan hukum, kelayakan ekonomi jangka panjang, penerapan praktek perkebunan dan pabrik terbaik, tanggung jawab lingkungan, konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, tatanan sosial-ekonomi pekerja dan masyarakat sekitar, pengembangan penanaman baru yang bertanggung jawab, serta komitmen perbaikan performa. Integrasi dari seluruh prinsip dasar dalam sertifikasi RSPO jelas mampu menjadi perangkat utama dalam mewujudkan konsep berkelanjutan dalam aktivitas produksi kelapa sawit, terutama di Indonesia.

 

Roza Oktama, Forgis Indonesia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline