Lihat ke Halaman Asli

Forex Strategist Masih Ragukan Sterling

Diperbarui: 18 Januari 2017   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selama dua sesi perdagangan harian, Senin dan Selasa, GBPUSD berakhir positif. Lonjakan terbesar terjadi kemarin seiring dengan anjloknya dolar AS terhadap rival-rival utamanya setelah pasar secara spontan bereaksi terhadap komentar Presiden terpilih AS Donald Trump berkaitan dengan penguatan greenback.

Bahan bakar bagi trend bullish intraday pound sterling bertambah setelah Perdana Menteri Theresa May menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil berkaitan dengan Brexit dan hal terkait. Tercatat di trading platform MetaTrader, level tertinggi intraday GBPUSD di hari Selasa berada di $1,2417 dan penutupan di $1,2414.

Sebelum rally kemarin, performa sterling merosot 20 persen terhadap dolar dan 14 persen terhadap euro sejak voting Brexit Juni lalu. Bahkan pada beberapa sesi harian sterling merosot sangat tajam. Cable naik sempat naik hampir 6 persen terhadap dolar dari akhir Oktober hingga awal Desember namun kemudian kembali tergelincir.

Para bankir investasi terpecah, banyak yang memperkirakan cable akan turun lagi saat pembicaraan atau negosiasi Brexit berlangsung Maret mendatang. 

Dari survei yang diselenggarakan Reuters terhadap lebih dari 50 ekonom dan ahli strategi perdagangan mata uang, hanya 18 orang yang memperkirakan sterling akan melemah ke $1,1800 atau kurang dalam enam bulan ke depan.

Pengukuran posisi perdagangan yang dijalankan oleh U.S. Commodities and Futures Trading Commission serta perbankan besar kaliber dunia pemain mata uang, semuanya menunjukkan penurunan besar dalam taruhan melawan sterling dari puncaknya di pertengahan hingga akhir Oktober.

Dengan demikian bisa dikatakan sentimen membaik. Tapi bisa juga dilihat sebagai tanda bahwa ada lebih banyak ruang pada batas modal para investor besar untuk bertaruh lebih besar bagi pelemahan pound lagi.

"Meskipun harga bergerak [turun] minggu lalu, para nasabah menahan diri untuk kembali ke posisi menjual sterling," kata Richard Cochinos, kepala cabang Eropa dari G10 FX Strategy di Citi, trader tunggal mata uang terbesar di dunia.

"Tiga dari empat nasabah Citi adalah net buyers GBP pekan lalu, dengan leveraged net selling GBP begitu kecil yang hampir tidak berarti...Banyak ruang ada pada posisi & aliran [yang dapat] membangun kembali posisi short," jelas Cochinos.

Karena perusahaan- perusahaan Inggris sudah menghitung depresisasi sterling ke dalam harga mereka, inflasi bangkit kembali menjadi 1,6 persen pada Desember, dan diharapkan akan berakselerasi di bulan depan.

Gubernur Bank of England Mark Carney mengisyaratkan pada hari Senin bahwa mungkin ada batas untuk berapa banyak pertumbuhan harga yang bank bisa terima tanpa harus ditanggapi dengan kebijakan moneter yang relatif ketat, yang pada akhirnya akan mendukung pound.

Kanselir Philip Hammond, berbicara pada saat yang dengan May, memperingatkan bahwa volatilitas mata uang Inggris dapat meredam selera investor untuk mendanai utang publik Inggris yang begitu besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline