Lihat ke Halaman Asli

Cedera Kepala Meningkatkan Resiko Remaja Menggunaka Obat-obat Terlarang

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Remaja dengan trauma di kepala mempunyai 2 – 4 kali lebih rentan menggunakan alkohol, daripada mereka yang tidak mempunyai sejarah trauma kepala, menurut penelitian terbaru dari penelitian yang diterbitkan oleh The Journal of Head Trauma Rehabilitation.

“secara keseluruhan, remaja yang memiliki catatan cedera kepala, setidaknyadua kali lebih mungkin menggunakan alkohol, ganja, atau obat-obat terlarang lain, daripada teman-teman sekelas yang lain,” kata Dr Michael Cusmino, peneliti utama dan seorang ahli bedah saraf di St. Michael’s Hospital in Toronto, Canada.

Ketika melihat lebih spesifik mengenai jenis obat-obatan inilah daftar yang lebih sering dikonsumsi. Menurut temuan selama 12 bulan, remaja dengan sejarah cedera pada otak mengatakan bahwa mereka :

·3,8 kali lebih mungkin menggunakan sabu kristal.

·3,8 kali lebih mungkin menggunakan obat penenang tanpa resep.

·2,8 kali lebih mungkin menggunakan ekstasi.

·2,7 kali lebih mungkin menggunakan obat penghilang nyeri tanpa resep.

·2,6 kali lebih mungkin menggunakan halusinogen.

·2,5 kali lebih mungkin menggunakan kokain.

·2,5 kali lebih meungkin menggunkan LSD

·2,1 kali lebih mungkin menggunakan obat ADHD

diatas konsekuensi tentang masalah kesehatan, penyalahgunaan zat meningkatkan kemungkinan cedera yang dapat mengakibatkan cedera otak, dan penggunaan za-zat ini juga menganggu pemulihan setelah cedera, ungkap seorang peneliti Cusimano.

Remaja dengan riwayat trauma otak juga diketahui 2,5 kali lebih mungkin untuk merokok selama 1 atau lebih setiap harinya dalam 22 bulan terakhir, dan hempir dua kali lebih mungkin untuk pesta minuman keras (5 gelas atau lebih dalam sekali duduk) selama satu bulan terakhir.

Trauma kepala didefinisikan  sebagai pukulan atau benturan kekepala yang mengakitabtkan seseorang pingsan setidaknya lima menit atau setidaknya menghabiskan satu malam dirumah sakit akibat gejala trauma kepala. Beberapa dari cedera otak ini bisa juga disebut gegar otak, mulai yang ringan hingga sedang yaitu trauma otak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline