Lihat ke Halaman Asli

Belum Bayar LKS 4 Siswa Di Hukum Gurunya

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13387973001880971979

[caption id="attachment_192629" align="aligncenter" width="640" caption="Adi Abdul Robidin bersama ibunya"][/caption]

Kendal. Empat siswa kelas 2 di SD 3 Sidomukti Kec. Weleri – kendal di hukum oleh gurunya gara gara belum bayar LKS. Mereka berempat di pangil gurunya dan diperintahkan menerima pelajaran di lantai selama 2 hari, Senin dan Selasa( 28-29/5) dengan alasan belum bayar LKS dan melunasi biaya sekolah.  Mereka adalah Abdul Robidin(8) , Muhammad Eko Saferdy(8), Miftakhus Syifa(8) dan Muhammad Rizki Firmansyah(8).

Sang guru,  Sari Maria Mahdalena(25) saat di mintai konfirmasi mengakui kejadian tersebut. Sari mengatakan, jika hal itu ia lakukan supaya orang tua secepatnya melunasi biaya sekolah karena waktunya sudah mendekati test. ” Seminggu sebelumnya sudah saya sampaikan ke semua siswa,  agar disampaikan ke orang tua mereka  untuk segera melunasi biaya sekolah, tapi ternyata masih ada yang belum lunas” ujar Sari.

Menurut Eko Winarti(27) ibu dari Muhammad Eko Saferdy, dirinya tahu kejadian tersebut justru dari teman-temannya Ferdy, yang bilang kalo Ferdy di hukum oleh gurunya nulis dilantai selama 2 hari karena belum melunasi biaya sekolah. ”Saya jengkel atas kejadian itu, masalah belum bayar biaya sekolah itu kan urusan orang tua, tapi kok anaknya yang di hukum ” ujar Winarti kesal.

Sedangkan Mardani(35) ayah dari M. Rizky juga mengaku kesal dengan ulah guru anaknya tersebut. ” Setelah di potong tabungan oleh gurunya, ternyata anak saya masih  kurang 10 ribu untuk bayar LKS, di hukum nulis di lantai bersama 3 temannya” jelas Mardani. Menurut Mardani minggu sebelumnya buku anaknya di sobek sobek oleh gurunya tiga kali karena salah nulis, hingga Rizky menangis dan tidak masuk sekolah satu hari.

Demikian juga dengan Slamet(45) ayah Robidin, ia terpaksa harus pinjam uang tetangga untuk membayar LKS kurang 25 ribu , sebab gurunya mengancam anak yang belum melunasi tidak boleh ikut praktek  test kenaikan kelas. Sedangkan orang tua Miftakhus Syifa, Rohadi( 37) dan Muslikhatun(32) saat di temui di rumahnya menceritakan, anak perempuannya hanya kurang 9 ribu untuk bayar LKS setelah di potong tabungan oleh gurunya dan secepatnya akan  dilunasi agar anaknya bisa ikut praktek test kenaikan kelas.

Sementara itu Kepala SD 3 Sidomukti Ibu Sutriyati, SPd. saat diminta konfirmasi membantah kejadian itu. Beliau mengatakan jika di Sekolahnya menerapkan methode pembelajaran inovatif.  "Anak anak sering kami ajak belajar di lantai” kilahnya.

Pemerhati masalah pendidikan Karyadi,CH, sangat menyayangkan kejadian tersebut dan mengatakan, siswa tidak sepantasnya menerima hukuman seperti itu gara gara belum bayar LKS, mengenai biaya sekolah itu urusan orang tua, kenapa justru siswa yang jadi sasaran. ” Budaya menghukum di sekolah yang tidak tepat justru akan menjatuhkan mental anak anak dan menimbulkan masalah baru dalam proses belajar mengajar. Bayangkan kalau siswa sudah membenci gurunya, otomatis pelajaran yang disampaikan gurunya sulit diterima siswa.  Mengenai anak yang belum bayar LKS lalu si anak disuruh menerima pelajaran di lantai sedangkan siswa yang sudah lunas tetap duduk di kursi,  itu jelas bukan pembelajaran inovatif ” tegasnya.

[caption id="attachment_192625" align="aligncenter" width="512" caption="Muhammad Eko Saferdy bersama Ibunya Eko Winarti"]

1338795482175589941

[/caption]



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline