Nenek moyangku seorang pelaut
Gemar mengarung luas samudra
Menerjang ombak, tiada takut
Menempuh badai, sudah biasa
Indonesia, oh Indonesia. Negara maritim yang tampak kehilangan arahnya.
Nenek moyangnya (memang) seorang pelaut, yang tentu saja gemar mengarungi luasnya samudera. Namun, dewasa ini–entah kerana sejarah mencatat “Orangkaya” atau pedagang maritim berpengaruh dihajar oleh Mataram Islam,atau hal lainnya seperti historiografi dari sejarah militer Indonesia yang ada cenderung berat ke Angkatan Darat dan Angkatan Udara— Indonesia tampak tak punya taji di kancah laut, alih-alih menerjang ombak dan menempuh badai geopolitik yang makin lama makin tak tentu arahnya.
(Ironi) Masalah Indonesia di Laut
Ada sebuah hal yang menarik. Misi kedua Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Laut (TNI-AL) berbunyi:
Menjamin tegaknya kedaulatan dan hukum, keamanan wilayah laut, keutuhan wilayah NKRI, serta terlaksananya diplomasi angkatan laut dan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia jelas terletak di persimpangan antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik bagian barat. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki beberapa jalur komunikasi laut strategis dan sumber daya laut yang melimpah.