Menyetubuhi
Kemilau di pandangku berjalan mundur
Sekian angin
Tak terhitung oleh jari.
Dendang tangis usai berkasih
Nada sirine di seberang lagi
Mengecil; menyisakan bayangan di luar ingin.
Layang-layang telah terlihat sebelum itu
Langit-langit yang hidup
Lamat-lamat surup
Lamat-lamat redup
Menghilang dari pusara.
Jauh berbanding di luar
Toh, roda melejit mersik
Tenteram lebih lagi.
Satu tanyaku yang kupandang
Apakah Aku bisa abadi,
tanpa harus menyetubuhimu?
꧋ꦥ꦳’ꦆꦐꦿꦸꦱ꧀ꦪ꧀ꦝꦶ꧈
ꦥꦼꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀꧇꧑꧔꧇ꦱꦺꦥ꧀ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦼꦂ꧇꧒꧐꧒꧒꧇꧉