Lihat ke Halaman Asli

Flutterdust

Muhammad Fa'iq Rusydi - Mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Menyetubuhi (Puisi)

Diperbarui: 3 Januari 2024   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Penulis

Menyetubuhi

Kemilau di pandangku berjalan mundur
Sekian angin
Tak terhitung oleh jari.
Dendang tangis usai berkasih
Nada sirine di seberang lagi
Mengecil; menyisakan bayangan di luar ingin.

Layang-layang telah terlihat sebelum itu
Langit-langit yang hidup
Lamat-lamat surup
Lamat-lamat redup
Menghilang dari pusara.

Jauh berbanding di luar
Toh, roda melejit mersik
Tenteram lebih lagi.
Satu tanyaku yang kupandang
   Apakah Aku bisa abadi,
   tanpa harus menyetubuhimu?

꧋ꦥ꦳’ꦆꦐꦿꦸꦱ꧀ꦪ꧀ꦝꦶ꧈
ꦥꦼꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀‌꧇꧑꧔꧇ꦱꦺꦥ꧀ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦼꦂ꧇꧒꧐꧒꧒꧇꧉




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline