Menyetubuhi
Kemilau di pandangku berjalan mundur
Sekian angin
Tak terhitung oleh jari.
Dendang tangis usai berkasih
Nada sirine di seberang lagi
Mengecil; menyisakan bayangan di luar ingin.
Layang-layang telah terlihat sebelum itu
Langit-langit yang hidup
Lamat-lamat surup
Lamat-lamat redup
Menghilang dari pusara.
Jauh berbanding di luar
Toh, roda melejit mersik
Tenteram lebih lagi.
Satu tanyaku yang kupandang
Apakah Aku bisa abadi,
tanpa harus menyetubuhimu?
꧋ꦥ꦳’ꦆꦐꦿꦸꦱ꧀ꦪ꧀ꦝꦶ꧈
ꦥꦼꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀꧇꧑꧔꧇ꦱꦺꦥ꧀ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦼꦂ꧇꧒꧐꧒꧒꧇꧉
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H