Istilah quarter life crisis dikemukakan pertama kali oleh Alexandra Robbins dan Abby Wilner pada tahun 2001 yang merupakan kebingungan Wilner tentang masa depannya setelah lulus dari perguruan tinggi. Masalah yang dihadapi berkisar pada kehidupan pekerjaan dan karier serta hubungan cinta dengan lawan jenis (Nash & Murray, 2010). Mereka memberi julukan kepada kaum muda tersebut sebagai “twentysomethings”, yakni individu yang baru saja meninggalkan kenyamanan hidup sebagai remaja dan mulai memasuki real-life.
Quarter life crisis adalah sebuah pergolakan psikologis yang dialami di usia 20-25 tahun pada saat dimana para dewasa muda menyelesaikan kuliah dan memasuki fase mulai bertarung untuk mendapatkan pekerjaan. Beberapa diantaranya mengalami permasalahan jodoh dan ingin menikah.
Fenomena quarter life crisis yang saat ini marak di masyarakat; Apa saja yang menjadi beban kaum muda?. Pada masa dewasa awal salah satu tugas perkembangan yang harus di jalani adalah menghadapi dunia sosial. Faktanya menjadi dewasa awal akan muncul pertanyaan dari masyarakat seperti sudah bekerja dimanan?, kapan menikah? dan kapan wisuda?. Hal ini membuat individu yang menginjak masa dewasa harus siap menghadapi tantangan sosial tersebut.
Quarter life crisi merupakan suatu istilah yang berkaitan dengan perkembangan sosioemosional manusia dan juga merupakan crisis yang di alami oleh individu yang memasuki usia 20-30 tahun dimana pada usia tersebut individu biasanya menghadapi beban seperti pekerjaan, status pernikahan dan perubahan polah pikir yang lebih matang.
Robbins (2003) mengatakan bahwa individu yang mengalami krisis adalah individu-individu yang kesulitan melakukan penyesuaian terhadap tuntutan yang berasal dari dirinya sendiri maupun tuntutan dari orang tua , keluarga dan lingkungan sosial. Krisis akan muncul ketika individu tidak memiliki pedoman untuk menghadapi segala tuntutan dan harapan yang muncul di usia 20 tahun ini.
- Penyebab
Adanya tekanan dan tuntutan dari lingkungan sekaligus diri sendiri dalam pencapaian hidup beserta mimpi-mimpi yang belum tercapai. Hal tersebut dapat menimpah psikis seseorang sehingga ia dapat terjebak di dalam quarter life crisis.
- Karakteristik
Robbins dan Wilner (2003) terdapat beberapa karakteristik umum yang menjadi tanda bahwa individu mengalami quarter life crisis yaitu:
Indidvidu merasa tidak mengetahui keinginan dan tujuan hidupnya.
1. Pencapaian di usia 20-an tidak sesuaia harapan.
2. Takut akan gagal.
3. Tidak ingin merelakan masa kecil dan masa remaja berakhir.