Lihat ke Halaman Asli

Masyarakat Multikultural

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

selamat malam rekan-rekan apa kabar?

keanekaragaman budaya etnis yang menghiasi nusantara terasa begitu indah di tangan para pekerja seni dan budayawan.  mereka menuangkan fenomena itu ke dalam harmoni tari, musik, syair lagu dan bait puisi serta lukisan. semua itu menyadarkan bahwa betapa besar keajiban kebinekaan budaya ibu pertiwi yang membentang beribu-ribu kilometer dari sabang hingga merauke.

sebelum merdeka hampir semua daerah di indonesia berasal dari berbagai kerajaan dan masyarakat etnis. kemudian lahir kesadaran politik dan diproklamasikan kemerdekaan 17 agustus 1945, sejak itu masyarkat yang awalnya menggunakan baju daerah mereka masing-masing mulai melepas baju identitas etnis mereka dan menjadi satu yaitu indonesia. setelah itu dari masing masyarakat membawa budaya lokalnya sehingga budaya indonesia seperti mozaik. tetapi ketika masa orde baru adanya penyeragaman tingkah laku, contihnya ketika peresmian sebuah gedung, jalan, atau bangunan yang lain pasti ada sebuah tata cara pemukulan gong padahal tidak semua daerah mempunyai gong atau sebagai alat keseniannya. Seharusnya potensi-potensi lokal dihargai dalam negara yang multikultural ini.

sejarah telah memberikan pelajaran berharga dimana hidup dalam multikulturalisme yang penuh toleran dan saling menghargai sehingga dapat menjadi sumber kemajuan, karena semua orang bisa hidup bebas dan ilmu pengetahuan serta kebudayaan berkembang maju sebab semua saling belajar dari kebudayaan lain. Apabila semua merayakan perbedaab suku, bahasa, dan agama sebagai salah satu yang baik dalam kehidupan maka akan menjadi sebuah kemajuan tetapi bila ketika permusuhan yang dikembangkan maka kematian dan peperangan yang akan muncul . kemajemukan adalah salah satu alasan kemajuan beberapa negara besar, pengalaman dunia dan pelajaran sejarah sangat berguna bagi bangsa ini. indonesia saat ini mungkin sedang berada pada persimpangan kebudayaan.

ketika tragedi tsunami aceh (bukan bermaksud menguak luka lama tp hanya memberi contoh) semua orang datang kesana untuk membantu entah mereka berasal dari mana dan warna kulit mereka apa mereka tidak memperdulikan hal itu tp yang mereka percaya adalah suatu nilai universal tentang humanisme bahwa semua manusia itu sama dan perlu dibantu, mereka sadar bahwa suku dan kebudayaan mereka berbeda, tetapi mereka semua adalah manusia yang wajib membantu manusia lainnya. Humanisme menempatkan semua manusia sebagai setara dan sama, tanpa melihat warna kulit, suku dan agama.

setiap budaya pasti mempunyai sisi baik dan sisi buruknya. memadukan yang baik dan menjadikannya sintesis, sintesis (berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yg selaras) yang baru adalah cara yang bijak dibanding menolaknya mentah-mentah.

selamat malam, tuhan memberkati, berkah dalem

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline