Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Perempuan Menolakmu? Biasa Aja Kaleee!

Diperbarui: 13 Januari 2021   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia diciptakan oleh yang Mahakuasa dengan berpasang-pasangan. Laki-laki dan perempuan. Tapi untuk mencapai kata "berpasangan" itu membutuhkan perjuangan yang tidak mudah.

Bahkan, sekalipun manusia menyandang gelar "homo sociologicus" dalam konteks kemasyarakatan (Sutaryo, 2005), untuk sampai pada "berpasangan" itu sangat memerlukan pemahaman dan pengertian yang sarat makna, sarat lika-liku dan bahkan sarat derai air mata.

Sebut saja, namanya Tanto. Umur  27 tahun. Menyelesaikan pendidikan S2 di sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya. IPK - nya 3,75, termasuk lancar dalam studi. Satu hal yang membuatnya masih  "njomblo" ketika saya menulis di blog kroyokan ini, cintanya selalu di tolak. Kasihan.

Sekalipun saat ini Tanto sudah bekerja, bahkan menjadi kepala SDM di perusahaan swasta dengan gaji tiga kalilipat UMR  wilayahnya, tapi selalu saja ia merasa ada yang kurang. Wanita di sampingnya.

Tiga kali mencintai wanita, berusaha mengutarakan isi hatinya, "nembak", tiga kali pula cintanya ditolak. Harga dirinya sebagai lelaki terasa berkeping-keping! Nggak ada artinya lagi. Tanto katakan padaku,

"Mas Flo, aku ki wis kaya ora ana ajine maneh" (aku ini seperti nggak ada harga diri lagi).  Bayangno, bayaran cukup, aku ki yo ra tek elek, omah wis ana. Kendaraan ya wis ana. Ming nggolek jodo, nggolek wong wedok siji ae....susah men! (bayangkan, gaji cukup, aku juga nggak terlalu jelek [ganteng maksudnya] rumah sudah ada, kendaraan ada. Cuma mencari jodoh, mencari wanita satu saja kok susahnya setengah mati!  

Saya terdiam, agak mikir sedikit. Lalu teringatlah petuah orang tua saya yang sekarang  sudah berumur 80-an tahun.
Mas Tanto, coba cek apa yang kukatakan ini, apakah dirimu selalu melakukan untuk wanita yang pernah kau incar, yang pernah kau "tembak", yang pernah kau impikan?

1. Temui atau hanya ditelponi, bicara sendiri...
Ketika mas Tanto mau mengutarakan isi hatimu, itu face to face, bicara langsung, atau hanya melalui telpon?
Kalau mas Tanto merasa lelaki, pasti akan menemui wanita itu.
"Nganu Mas Flo, la jauh je....ya hanya ku telpon saja.  Untung hanya by phone jadi ketika mendengar, 'Waduh....kita berteman saja ya Mas Tanto..' rasanya nggak terlalu sakit!"

"Nah, usahakan bicara langsung Mas Tanto, jangan pakai telpon, HP apalagi SMS," kataku. Walau HP itu sarana komunikasi, tapi sangatlah baik untuk berbicara sambil memandang wajah...kan syahdu. Bisa jadi dia suka ditelpon, tapi akan lebih suka kalau bertemu langsung. Mas Tanto mendengar perkataanku ini cuma tersenyum, kecut!

2. Mengetahui apa yang "dia mau": paham hobi, dipuji...perhatian
Ketika engkau mencintai seseorang (wanita), maka hati, pikiran, perasaanmu bahkan tujuan hidupmu sudah nggak level "aku" lagi.
Tapi level "kita". Maksudnya, bila hatimu tertuju padanya, mestinya sampean, anda juga membagi hati, pikiran, perasaanmu bahkan tujuan hidupmu
juga untuk dia. Kalau ini nggak terjadi, wanita itu akan berpikir, ngapain ngarep lelaki egois!

"Mas Tanto, hobi perempuan - perempuan yang pernah kau "tembak", dan menolakmu apa saja?"
"Waduh, nggak tau mas Flo. "  Mendengar jawaban itu saya ketawa ngakak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline