Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

"Salam Kecebong" a la Kaesang

Diperbarui: 8 Juli 2017   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mas Kaesang...
Saya pernah menghitung kecebong di kolam kecil. Kolam kecil itu berada di depan rumah.
Tujuh puluh dua ekor kecebong, sangat banyak.
Untuk menghitung kecebong tersebut saya membutuhkan waktu yang agak lama, sepuluh menitan. Bahkan prosesnya sedikit agak "jelimet".
Jelimet karena saya perlu memisahkan kecebong yang satu dengan kecebong yang lainnya, satu persatu di tempat yang berbeda.

Nah, mas Kaesang...
Di negara ini juga banyak "kecebong-kecebong" yang sedang beranjak besar.
Ada kecebong yang sadar ia sedang berproses menjadi katak, kodok.
Tetapi ada juga kecebong yang sudah merasa menjadi bangkong (menurut KBBI V, bangkong=katak besar).
Saya berpikir mas Kaesang,  mengapa ada kecebong yang terlalu PD (percaya diri) sudah merasa menjadi bangkong? Tetapi, mengapa ada juga  kecebong yang secara alami berproses menjadi katak?

Jawaban saya temukan sebagai berikut:
pertama, kecebong yang terlalu PD, karena kecebong itu nggak kenal alam ke-diri-annya. Ia nggak kenal diri, lingkungan, bahkan penciptanya.  
Mungkin disekolah ia tak pernah diajar ilmu kesejatian diri, atau bahasa simbokku, hidup refleksif. Ia hanya berpikir "ilmu procot, glogok sok". Kedua, kecebong yang sabar berproses karena mereka tahu diri. Tahu diri bahwa hidup itu nggak bisa "digege mangsa", alias nggak bisa di-instan-kan. Ha...ha...mas Kaesang, kecebong yang semacam ini (sabar berproses) adalah kecebong yang biasa kejar-kejaran berburu ngengat, jentik-jentik. Kecebong semacam ini pulalah yang bila bertemu temannya akan menyapa, bukan malah mengintimidasi atau membuly.
Ketiga, kalau ada kecebong omong jorok, membuly bahkan mencaci, pastilah ia meniru. Siapa yang ditiru?
Ah, dalam hal tersebut, kalau saya mah...kura-kura dalam perahu saja.

Salam ndeso mas Kaesang.
Eh, maaf. Salam kecebong, mas Kaesang!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline