Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Ketika Lapas Bicara...

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kasus Cebongan masih hangat,
menyengat naluri warga negeri,
ia merambati kaum terhormat,
dan menggugat akal budi.

Satu "petaka" belum tuntas terberantas,
menyuruklah duka di Tanjung Gusta,
manusia seolah benda semata,
yang bisa hidup mulia dengan besi,
tanpa kata, tanpa rasa
yang kurang air, dan listrik untuk cahaya.

Lapas Tanjung Gusta,
engkau mengantar Indonesia melambung di jagad maya,
ketikaNew York Timeikut 'bicara',
tak luput BBC juga angkat berita,
bahkan CNN mengulas berita:
petinggi Indonesia masih tak percaya,
mungkin mereka juga terlena!

Andai atap lapas bisa bicara,
andai jeruji punya gigi dan bernyali,
andai gembok  mampu menohok,
penguasa negeri ini pastilah terbata-bata:
sadar penghuni lapas, juga manusia.

Hidup manusiawi tuntutan wajar,
lembaga pemasyarakatan  untuk memanusiakan,
lurus hati, lurus budi, lurus  bakti,
bakti ke negeri, itu akhirnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline