Sebenarnya aku pilih kamu,
namun entah mengapa...
diperjalanan waktu,
cintaku serasa membisu,
tiada gema,
tiada senyum,
tiada tawa....
Mungkin kau menyangka,
diriku cuma:
sebongkah daging yang bernafas,
ditambah urat-urat yang berkeriap,
hingga bisa membuatmu puas,
menindas,
menerabas,
mengakali tanpa batas.
Ketika komunikasimu seperti "mami-mami",
pelukanmu bertimpuk nafsu,
maka hilanglah sudah keindahan,
patahlah pengharapan,
pupuslah rajut karsa,
mengukir masa berdua.
Ow...sebenarnya aku cinta kamu,
caramu bersaksi tentang hidup,
caramu berfriksi,
lembar-lembar protes yang kau bawa,
itulah prinsipmu,
semua bagus,
semua menarik;
sayang, itu semua PALSU!
--------------------------------------------------------------------------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H