Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Pahitnya Segelas Kopi, Licinnya Minyak

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Entah mengapa segelas kopi pagi ini terasa pahit,
Mungkin karena harga gula putih yang masih "menggigit",
Enam belas ribu sekilo terasa berat,
Menjadikan enggan untuk sesendok terangkat.

Tak hendak ku melayangkan protes,
Karena memang biasa ku menelan secangkir teh,
Salahkah bila hidup sekali waktu ada perubahan,
Dari menata sosial menjadi menata moral?

Ketika minyak menggelincirkan sang profesor,
Dosen terkenal yang sudah tersohor,
Rasanya hidupku meluluh dalam peluh - gaduh,
Sebegitu ampuh uang melilit manusia teguh.

Kopi pahit memang terasa menggigit,
Menggigit akademisi yang hijrah ke politisi,
Meruntuhkan budi pekerti yang kukibarkan tinggi-tinggi,
Jatuh tercampak menyeruakkan diri.

---------------------------------------------------------------------------------
Salam edukasi tanpa henti....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline