Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Lesung Pipit dan Jeruji

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lesung pipit wanita muda,
berjalan  melenggok di depan mata!
"Mas, mau teman mesra, atau mau kuantar 'ke surga' nyata."
Tawaran menggoda merayu sukma.

Mata melirik,
kancing terbuka sekian detik,
bret...bret... bret...
membusung dada mengundang lagak durjana.

Paha mulus menggesek halus,
bulu-bulu membaur peluh....
aduh...aduh....aduh!
Teriakpun menyeruak.

Banjir keringat, bau menyengat pekat,
menetes landai menyeruak lantai...

"Braaaaaak...."

Pintu didobrak.
Pria tegap berseragam lengkap.
Meminta bukti mereka pasangan suami - istri.
Wanita berlesung pipit gigit jari,
pria "belang hati" tak sempat lari,
kini mereka mendekam di balik jeruji....

Ketika hati kelam,
berpusar niat merambat,
menggayut sampai ke urat saraf,
timbul niat nikmat-sesaat.

Oh, dunia kelabu,
bagi mereka yang merasa putih bersih,
atapun hitam kelam,
bagi mereka yang bernafas dalam sekam.

Hidup butuh tobat,
bukan nanti,
tapi KINI,
dan di sini.

---------------------------------------------------------------------------------------
Pesan sponsor 'koplaque', "Mari bertobat, liang lahat sudah dekat!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline