Si kulit bulat mulai menggeliat,
menggeser nafsu mengalahkan kawan,
terpuruk sudah harapan berjaya,
dalam laga anjangsana di tanah liat.
Antara lelah usaha membatin,
menggugat citra manusia muda,
dalam gerak penuh prihatin,
akan cinta tanah air merdeka.
Kibaran merah putih serasa lunglai,
bak bola yang mulai memudar,
para pemain tercerai berai,
menjaga gawang terus "terbongkar".
Ah, si manis - kulit bulat,
engkau saksi negeriku berpacu,
menata hidup tak hanya tekat,
membenahi manusia tak lugu.
Bola bulat, delapan - satu - tiga - lagi - pas,
pas dengan angka sebelas,
satu bola - satu pemain: impas,
hingga akhirnya aku kehilangan nafas!
---------------------------------------------------
Majulah sepakbolaku....
[eh, pemain bola itu sudah terima gaji belum ya?]
cuma tanya, kok!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H