Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Kurang Satu Ons...

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jam 8.20. Jalan R. Katamso

Terlihat seorang lelaki umur 35-an tahun, ia duduk di halte bus.  Dilihat dari cara bersikap:  berdiri, duduk...melihat jam, jalan-jalan di halte, lalu duduk lagi, menyalakan sebatang  rokok,  sepertinya  ia sedang gelisah. Bus sudah berhenti di depannya, bus itu agak kosong, namun lelaki itu tak juga naik bus tersebut.

"Menunggu siapa Pak?" sapaku.

Lelaki itu tak menjawab. Ia cuma tersenyum...seraya melambaikan tangannya padaku. Aku pergi melanjutkan perjalanan, naik kuda besiku.

Jam 12.30 ketika aku pulang melewati halte bus yang sama, lelaki yang kulihat tadi pagi, masih ada di sana. Ia masih di halte itu. Rasa penasaran, karena kulihat bapak itu kebingungan, kudekati beliau (melalui jalan memutar).

"Bapak mau kemana, apa yang bisa saya bantu....?" aku merasa iba.

Untuk kesekian kalinya bapak itu cuma tersenyum, melambaikan tangan.  Sekian menit kemudian, berhentilah di belakangku seorang sahabat.

"Mas, ngapain di situ?" tanya temanku itu.

"Ini lo, ada bapak, sepertinya beliau kebingungan."

"Lah....mbok ya sudah. Dia itu ...(temanku mengangkat telunjuk kanannya, dan menyilangkannya di dahi), kurang satu ons," kata sahabatku. Mendengar perkataan itu aku langsung pergi, kupandangi sahabatku....

Pagi harinya, ketika saya melewati halte bus yang sama; kulihat lelaki tersebut sedang tidur, pulas sekali. Ia cuma sesekali menggerakkan kakinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline