Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Buntung

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13475026112141373259

Ada beragam tujuan manusia ketika ia sedang dan sudah bekerja. Ada manusia yang menghargai proses. Ada manusia yang menghargai hasil, bahkan ada juga manusia yang menghargai efek samping dari proses dan hasil yang telah dicapai. Semua tergantung pada pribadi manusia dalam menjalaninya.

[caption id="attachment_205512" align="aligncenter" width="300" caption="Cicak buntung (dok.pri)"][/caption] "Lo, Cak,  pagi-pagi kok sudah manyun di lantai lembab. Mbok ya....merayap mencari 'barang enak'  sesuap dua suap...", sapaku pada seekor cicak. "Ah, apakah dirimu tidak tahu, lihatlah ekorku sudah buntung gara-gara aku berkelahi sesama cicak". "Berkelahi? Masak sesama cicak berkelahi. Apa iya 'jeruk makan jeruk'?"  tanyaku sedikit heran. "Iya, ini buktinya."  Cicak menunjukkan ekornya yang ngapret - buntung.

"Kan pernah kusinggung di  "Langsung Cap…Tancap!", bahwa nyamuk cantik itu dipahami oleh rekanku sebagai 'sumber daya' mengikat nyamuk-nyamuk yang lain. Sementara temanku yang lain lagi berkomentar, cantik kagak penting yang penting 'hasil tancapannya'...."

"Ah, rupanya kalian juga mengalami dunia yang 'berstrata' ya...." "Apa itu?" tanya cicak. "Wakakakk...,  'hasil tancapannya' itu ...," aku cuma bisa ngakak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline