Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Renta

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terik menyengat raga renta,
kayuh becak mendering rayu,
dua wanita duduk mengangkang,
bak tuna susila belum laku.

Keringat menetes menerabas deras,
jatuh di atas atap becak.
Dua wanita mendongak lagak,
"Kayuhlah cepat, mengapa lambat."

Senyum merias sang renta,
kaki keriput menginjak pedal,
pegal, memar, lengkaplah sudah,
mengisi separuh bulan puasa.

O, wanita bersumbu tawa,
andaikan nafasmu dekat renta,
tak hinakah kau berbentak,
melihat renta bertanggung nyawa?

---------------------------------------------------------------
Melintas becak sarat beban! 13.30

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline