Tas Ransel dan Hobi
Saya sejak dulu (sekolah - kuliah - kerja), mempunyai hobi jalan-jalan, baca buku. Sahabat karib ketika jalan-jalan ya ... ransel warna biru, kaos, celana jeans, sepatu gunung (ket) minuman air putih seliteran, selalu tersedia di ransel itu. Cuma itu.
Setelah menikah, rupanya hobi itu "menular" ke istriku. Dan akhir-akhir ini, hobi itu juga merambat ke putriku semata wayang. Maklum, 'Buah jatuh tak jauh dari batangnya. Ransel itu sudah hampir tujuh tahun menemaniku, mulai dari Aceh Tenggara, Tungkam Jaya - Langsa, Medan hingga yang terakhir ke Bali beberapa waktu yang lalu. Mulai dari kisah dicegat Pol PP, hingga di - stop Polisi, karena saya dikira membawa barang haram. Semua pernah saya alami.
Jujur, sebenarnya ransel itu itu sudah tak layak pandang, karena kusam. Sudah waktunya diganti. Tapi saya masih merasa sayang padanya, karena jahitannya kuat, alias awet. Praktis, dan simple, mudah dibawa kemana saja.
Ke Swalayan... 2.999.000
Minggu, 15 April 2012, jam 15.34.
Kami bertiga, saya, Deth istriku, dan Prima, sore itu sengaja jalan-jalan di mall, sebuah pasar swalayan jalan R. Katamso..., kotaku. Cuaca agak mendung, tidak hujan, namun cukup teduh. Ya, saya pikir sekali waktulah jalan-jalan di tempat ber-AC.... Maklum, saya ini wong ndeso kluthuk, yang sangat jarang ke pasar swalayan, yang berlantai mengkilat licin, berbau harum. Belum lagi ditambah pengunjungnya ... luar biasa, besar - kecil, tua - muda, bahkan ada beberapa sekilah hanya pakai (maaf) bikini...[bikin keki si ini].
"Deth, aku ingin ganti - beli tas. Boleh nggak?" Kataku, seraya minta persetujuannya. Ha...ha...., dalam hal keuangan, istrikulah pengelolanya. Bendaharanya. Saya cuma minta uang untuk isi dompet guna beli bensin atau pertamax saja. Luar biasa ya? Wakakkakk......
"Good. Setuju. Pilihlah untuk mengganti ranselmu itu, Mas.... " Kata istriku.
Segeralah saya meluncur ke tempat tas-tas yang terpajang rapi. Ada satu tas, merek "PC". Tas itu sangat lembut, sepertinya terbuat dari kulit pilihan. Bertali dobel. Cukup kuat untuk menenteng barang. Lagi pula kancing tarik - zipper - ritsleting- nya juga terbuat dari logam kuningan. Kupegang tas itu dan kuberikan pada mamanya Prima. Lalu aku pergi melihat-lihat barang yang lain. Tak seberapa lama, mamanya Prima mendekat. Ia menyentuh lenganku.
"Mas, yang benar saja. Benar mau beli ini?" Mamanya Prima menunjukkan tas itu...