Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Dilanggar

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada lima orang pencuri, Abang, Bindi, Codet, Dalmin dan Entok. Mereka bersepakat membuat peraturan  bersama.

Peraturan pertama,
siapa yang tertangkap tidak boleh mengaku, bahwa ia mencuri. Harus berani membuang alat bukti.

Peraturan kedua,
bersapakat bahwa harus hafal sandi-sandi mencuri. Contoh: kertas numpuk (uang berlebih), ada seragam lewat (ada polisi patroli), hijau lewat (tentara lewat), karpet hijau (ruang sidang), sedang mising (mengintai), 'munthu' (pistol), kasih lembar (nyogok).

Peraturan ketiga,
andaikan tertangkap, harus saling menanggung. Dan tidak boleh memberitahukan teman dan persembunyian...

Peraturan keempat,
harus yakin, bahwa mencuri itu baik.

Nah, suatu ketika,  kelima pencuri tersebut  beraksi. Ketika sedang beraksi, salah satu dari kelima pencuri tersebut, si Entok tertangkap. Ia digebuki massa.

"Siapa teman-temanmu?" Teriak massa yang berkerumun...

"Saya tak punya teman". Kata Entok.

"Bohong..." Kata mereka.

"Benar. Saya tidak bohong. Karena peraturan kami, jika ketahuan kami tak boleh memberi tahu teman..."  Si Entok keceplosan berbicara.

"Nah....kau bohong. Katamu kau tak punya teman. Tapi barusan kau bilang peraturan kami...kami..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline