Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Bersikaplah Jujur, Nak

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Percakapan di bawah pohon Ketepeng (Cassia Alata). Anakku, engkau masih muda. Umurmu masih panjang, jangkauan hidupmu masih luas. Berlatih dan bersikaplah jujur ya...

"Mak," kata si anak, "jujur itu makanan apa to Mak?"

"Jujur itu makanan sanubari, yang tahu dan mengalami cuma dirimu sendiri dengan Allah yang telah menciptakanmu. Ukuran sederhananya seperti ini, JUJUR",

"J, jawablah ya kalau ya, dan jawablah tidak kalau tidak. Semua jawaban itu berasal dari hatimu yang bening. Jangan membuat-buat alasan. Semakin kamu membuat alasan, semakin kamu dijauhkan dari kebenaran".

"Lalu, U apa Mak?"

"Ulangilah perbuatan baik dan benar setiap hari, Nak. Jika kamu sudah berbuat baik dan benar, tetapi orang lain masih saja membencimu, memfitnahmu; ingat saja, Allah tidak tidur, ia senantiasa menjagamu dari semuanya itu".

"Iya Mak. Aku mengerti".

"Kemudian J, jatuhkanlah pilihan perbuatanmu dengan tepat. Yakinilah. Jika pilihanmu salah, keliru; behentilah. Perbaiki dan berjalanlah kembali. Ingat hidupmu ditentukan saat ini untuk mencapai yang akan datang."

"Masih ada dua huruf lagi, Mak".

"U, usahakanlah selalu ingat akan kebaikan Allah. Sujud dan syukurlah dihadapan-Nya. Ketika engkau bersujud, engkau didekatkan dengan tanah. Itu artinya hidupmu dan hidup siapapun juga akan berakhir kesana. Tanah. Apa yang engkau cemaskan? Tak usah dihindari, itu pasti terjadi?"

"R, rasakanlah dan jadilah pembawa terang bagi siapapun juga. Jadilah pelaksana damai dimanapun juga, dan jadilah pembawa hidup bagi siapapun juga".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline