Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Bertanya

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Saleh nama anak itu. Ia baru berumur tiga tahun. Mulutnya 'nyenyes', 'nyerocos' menanyakan ini, menanyakan itu....jika ia melihat sesuatu yang baru baginya. Suatu ketika ibunya merasa risih dengan kebawelannya.....

"Hah, anak kog nggak bisa diam. Diam bentar kenapa sih?"

"Lho, mama ni gimana. Kata mama, cepatlah besar Nak. Pandailah dalam ilmu.  Cepatlah bicara, nak; mamamu mendengarkan. Mau minta apa nak; susu, minum....dan seterusnya. Itu kata-kata mama 'kan?" Kata Saleh.

"Benar, Nak. Tapi nggak perlu terus-terusan bertanya 'kan? Mama juga capai menjawabnya." Jawab sang Mama, agak kesal.

"Ah, mama. Mama senang kalau Saleh tak tahu apa-apa?"

Sang Mama diam saja....

_________________________________________________
*)Bahasa Latin, qui tacet, consentire videtur: barang siapa yang diam, dia itu dianggap setuju (...setuju dengan ketidaktahuan, setuju dengan kebodohan dan seterusnya).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline