Mengapa kau mau ... ya mengapa ...?
"Berselimutkan kata", bicara bersilat kata!
Dibayar berapakah anda?
Hingga rupiah mematri hati, mata, dan telinga?
Mengapa mau ...ya mengapa kau mau ...?
Engkau mengatakan masih mencintai kami,
Sementara kamipun hanya "pengembara" di bumi,
Tanpa tempat tinggal, hidup dianggap gagal...
Mengapa mau... kau mengapa...?
Dirimu bersikukuh, bahkan berkesan angkuh,
Seolah menjadi manusia yang tak butuh,
Bahkan seolah manusia tak tersentuh.
Mengapa oh...mengapa?
Yang remeh temeh kau perhatikan,
Yang penting-penting melanting,
Engkau tergeming dari "orang-orang penting."
----------
Juru Demung!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H