Lihat ke Halaman Asli

Florensius Wangga

Rangkaian puisi imajinasi dalam Negeri

Pengaruh Islam terhadap Kultur Dayak Kalimantan Barat

Diperbarui: 14 Juni 2021   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukota kan Pontianak. Terdapat beragam suku dan budaya di provinsi ini, yakni Dayak, Melayu dan Tionghoa yang jumlahnya melebihi 90% penduduk Kalimantan Barat. 

Sebelum munculnya kerajaan Islam dan datangnya para penjajah, umumnya di pulau Borneo ini masih menganut agama leluhur yaitu Kaharingan. Namun agama ini sering dianggap sebagai animisime, berhala dan sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, semua kerajaan di Kalimantan Barat berganti menjadi kerajaan Islam yang memperluas wilayah kekuasaannya dengan mendirikan penembahan - penembahan di wilayah pedalaman serta menyebarkan agama Islam. Hal ini membuat kelompok suku Dayak dihadapkan pada pilihan yang sulit antara menganut agama yang baru atau tetap mempertahankan keyakinan yang diwariskan secara turun temurun. Pada saat itu agama Islam sangat berpengaruh terutama pada kerajaan-kerajaan kecil yang juga berlandaskan Islam. Pada keadaan ini suku-suku Dayak dihadapkan pada pilihan yang sulit sebab jika menganut agama Islam maka suku Dayak terbebas dari perbudakan dan wajib membayar upeti kepada kerajaan. 

Namun tanpa disadari, dengan menganut agama Islam selalu diidentikan dengan Melayu. Oleh karena itu, secara sadar ataupun tidak sadar terjadi penolakan dari dalam jati diri masyarakat suku Dayak. Jika dilihat dari aspek kultural, kelompok suku Dayak yang telah menjadi Muslim meninggalkan kultur budayanya dan meninggalkan identitas Dayaknya, dan lama kelamaan sikap itu mengkristal sehingga menimbulkan identitas baru yang disebut "senganan" ( Dayak rumpun. ibanic yang memeluk agama Islam) dan Sambas (rumpun Kanayat'n/ Salako dan Bakati' yang memeluk agama Islam serta para pedagang ataupun pendatang dari Sumatera), sedangkan yang tidak memeluk agama Islam disebut sebagai Dayak yang dimaknai sebagai kelompok masyarakat pribumi. Seiring berjalannya waktu kini sebagian besar masyarakat Dayak telah memeluk agama baru yakni agama Kristen tanpa meninggalkan status Dayaknya.

Penolakan terhadap penolakan agama Islam oleh sebagian kelompok masyarakat Dayak karena Suku atau Budaya Dayak tidak dapat terlepas dari kehidupan yang berorientasi pada daratatan (hutan), sebab mereka telah terbiasa hidup berdampingan bersama alam terutama dibagian daratan (hutan). Sementara itu Suku Melayu memiliki kebudayaan yang cenderung berorientasi pada perairan baik laut maupun pesisir sungai, dari hal inilah munculnya istilah orang darat dan orang laut.

-MisterPangalayo-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline