Lihat ke Halaman Asli

Florenia Neve

Mahasiswa

Fenomena Budaya Fandom pada Suporter Sepak Bola Indonesia

Diperbarui: 5 Juni 2024   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: galeri PSSI

Piala Asia AFC U-23 yang diselenggarakan pada 15 April hingga 3 Mei 2024 menunjukkan beragam ekspresi dari supporter Indonesia yang mencerminkan antusiasme dan dukungan mereka terhadap timnas U-23. 

Baik suporter yang menonton lewat TV di rumah mereka masing-masing, yang nonton bersama-sama dengan suporter lainnya, maupun suporter datang langsung ke Stadion Abdullah bin Khalifa di Doha di Qatar, sama-sama menunjukkan antusiasme dan semangat yang membara untuk mendukung timnas U-23. 

Suporter timnas memperlihatkan identitas mereka melalui atribut khasnya, yaitu baju merah, putih, atau jersey dengan nama dan nomor pemain favorit mereka, dan bendera merah putih yang cukup besar untuk suporter yang datang langsung ke stadion.

Selama turnamen AFC U-23 berlangsung banyak pula narasi/caption dan hashtag yang berkembang di media sosial sebagai semangat dan harapan para suporter kepada timnas Indonesia. 

Mulai dari apresiasi perjuangan timnas hingga kritikan terhadap pihak-pihak yang dianggap merugikan timnas Indonesia pada saat pertandingan berlangsung. 

Semua itu menjadi bahan diskusi para suporter Indonesia di media sosial seperti Instagram, X, maupun Facebook. Para suporter seringkali menyantumkan hashtag seperti #TimnasU23 dan #TimnasIndonesia pada postingan mereka di media sosial untuk menyatukan suporter dari berbagai daerah.

Sumber gambar: X Indibiz Kalimantan

Untuk mendukung timnas U-23 pada turnamen AFC U-23, banyak sekali pihak yang menyelenggarakan nobar (nonton bareng) diberbagai tempat. Tempat diadakannya nobar ini dapat mempengaruhi kelas sosial para penonton yang hadir di tempat tersebut. 

Hal ini dapat dilihat dari orang-orang dari kelas menengah yang memilih untuk ikut nobar di angkringan atau pada acara nobar yang diadakan oleh pemerintah daerah, sedangkan orang-orang pada kelas sosial yang tinggi lebih memilih untuk nobar ke kafe atau bar. 

Hal ini dapat terjadi karena kedua kelas sosial tersebut memiliki standar kenyamanan yang berbeda, kelas sosial tinggi mengganggap angkringan terlalu ramai dan panas, sedangkan kelas menengah tidak begitu tertarik ke kafe karena biayanya yang mahal meskipun dengan fasilitas yang lebih memadai.

Dengan banyaknya acara nobar untuk mendukung timnas U-23 diberbagai tempat, pemerintah daerah diberbagai kota atau kabupaten tidak mau kalah. Mereka juga ikut mengadakan acara nobar yang terbuka untuk umum dan tentunya tidak dipungut biaya. 

Hal ini tentunya menjadi sorotan, karena menimbulkan berbagai pro dan kontra di masyarakat. Menurut saya sendiri, nobar yang diadakan oleh pemerintah daerah dapat memupuk rasa persatuan dan semangat nasionalisme masyarakat untuk mendukung timnas Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline