Kalimat judul di atas cukup menarik, perusahaan tanpa karyawan dianalogikan seperti cangkang yang kosong. Tidak berguna dan tidak akan mendatangkan keuntungan.
Perusahaan yang memiliki karyawan namun tidak menempatkan karyawan tersebut sesuai KSAOnya pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, juga tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu hadirnya staffing penting dari sebelum suatu karyawan dinyatakan diterima pada perusahaan untuk pekerjaan tertentu.
Staffing merupakan suatu fungsi manajemen yang hampir sama dengan organizing. Secara sederhana, fungsi staffing ini memiliki tujuan untuk menempatkan sumber daya manusa (SDM) perusahaan pada tempat yang paling tepat sesuai dengan bidang keahliannya.
Diharapkan, dengan adanya staffing, perusahaan tidak sia-sia dalam merekrut suatu karyawan yang sesuai untuk suatu pekerjaan. Untuk memastikan bahwa staffing dijalankan dengan baik, tepat dan benar, Brannick membagi 3 fungsi utama dari staffing, yaitu recruitment, selection dan placement baru nantinya akan dilanjutkan pada tahap training.
Fungsi pertama staffing yaitu recruitment. Recruitment terdiri dari kegiatan pemberian informasi bahwa ada suatu lowongan pekerjaan yang tersedia pada suatu pekerjaan dengan kriteria-kriteria tertentu. Setelah proses recruitment berjalan, selanjutnya adalah proses selection.
Ditahap selection, para penanggungjawab (biasanya HRD) akan melakukan pemilahan dari para calon karyawan yang sebelumnya sudah melamar.
Setelah tahap selection selesai, yang mana artinya sudah ditentukan para calon karyawan yang dinilai cocok untuk suatu pekerjaan, maka tahap selanjutnya adalah placement. Placement adalah penempatan calon karyawan yang sudah melewati berbagai tahap perekrutan dan seleksi dan dinyatakan lolos. Ketiga fungsi tersebut tak luput dari tahap staffing.
Lalu, muncul pertanyaan sederhana yaitu, apakah kebanyakan perusahaan di Indonesia sudah melakukan staffing dengan tepat?