Lihat ke Halaman Asli

Debbie Aritonang

Ibu Rumah Tangga

Cinta Uang adalah Akar dari Segala Kejahatan

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13358399441402253226

[caption id="attachment_185399" align="aligncenter" width="298" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Uang adalah alat traksaksi jual beli yang dipakai oleh setiap orang di muka bumi ini. Dengan uang kita bisa membeli ataupun membayar segala sesuatu dalam setiap transaksi yang ada. Uang jikalau diperhatikan hanyalah lembaran kertas yang dilukis dan dicetak dengan tinta. Uang itu bersifat netral, uang seperti bunglon mengikuti warna hati pemiliknya. Jikalau hati pemilik uang itu baik, maka uang itu dapat digunakan dengan hasil dan tujuan yang baik, tetapi jika uang itu digunakan dengan tidak benar atau keterikatan kepada hal-hal yang jahat maka uang menjadi akar dari segala kejahatan. Uang menjadi awal keruntuhan hidup.

Penulis adalah seorang biasa yang juga membutuhkan uang dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi penulis terus mau belajar bagaimana hidup tidak dikendalikan oleh uang. Tidak dikendalikan dengan uang namun selalu bersyukur atas apa yang sudah dimiliki atau dinikmati.

Itu sebabnya penulis selalu berusaha menggunakan uang yang ada dengan sebaik-baiknya. Setiap mendapatkan uang dalam bulanannya penulis belajar:

1.   Memberi yang menjadi bagian Tuhan, sebagai ucapan syukur kepadaNya untuk setiap berkat yang sudah diterima. Penulis bukan memberi sedekah kepada Tuhan, sebab Pencipta bukanlah peminta-minta, sebab Ia sangat terlalu kaya, Ia sumber kekayaan itu.

2.    Membayar apa yang perlu dibayar. Misalnya pajak, biaya rumah,listrik,air dll.

3.    Membagikan apa yang menjadi hak orang tua atau mendukung kebutuhan orantua atau keluarga yang membutuhkan.

4. Mendukung pekerjaan sosial : mendukung biaya sekolah anak- anak yang tidak mampu/fakir miskin/janda yang berkekurangan.

5.    Menggunakan untuk kebutuhan pribadi selama satu bulan : untuk makan/minum,kebutuhan pakaian/spatu, transportasi.

6.    Menabung bagian sedikit dari uang yang ada untuk kebutuhan tiba-tiba, kesehatan, rencana liburan,atau rencana studi.

Penulis melihat dalam perjalanan hidup yang ada, seringkali banyak godaan untuk tidak melakukan 6 M (bukan 6 milyar loh hohoho)  point diatas. Terkadang ada hati yang ingin menahan uang yang ada untuk digunakan pada keperluan yang seringkali tidak perlu dikeluarkan atau akibat tidak bijaksana dengan pemakaian uang yang ada.

Bukanlah penulis kebal dengan uang tetapi penulis selalu mau terus belajar untuk dipercaya melalui “beresnya keuangan pribadi”, bertanggung jawab dalam menggunakan uang dalam hidup sehari-hari.Kecintaan akan uang, telah penulis lihat betapa banyaknya orang menjadi korban.Gayahidup yang hedonisme, kesukaan untuk menikmati hidup berlebihan, pengeluaran lebih besar daripada pendapatan menyebabkan banyak orang yang jatuh dalam kehidupan korupsi, hidup hanya untuk diri sendiri, seluruh hal yang jahat berani dipertaruhkan demi mendapatkan uang dengan segala cara. Uang menjadi tuan yang mengatur hidup kita. Padahal karena uang adalah netral sudah seharusnya kita yang mengatur penggunaannya. Tidak berarti penulis tidak suka dengan uang, dalam hal ini penulis hanya tidak mau mencintai uang melebihi dari segalanya, membuat lupa akan Pencipta, lupa akan keluarga,lupa akan kawan dan lupa akan hidup yang sementara.

Bijak menggunakan uang, membuat kita bijak mengisi hidup ini. Ingatlah bahwa cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan.

Selamat menikmati uang anda, selamat berbagi, dan selamat menabung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline