Apa masalah lain di luar kuantitas kemasan yang biasa dihadapi oleh pebisnis kecil menengah untuk urusan cetak kemasan? Mungkin jawaban yang paling tepat saat ini adalah harga. Harga plastik kemasan merupakan kendala lain dari pembuatan kemasan. Masih ingat dengan Jessica? Ternyata ceritanya belum selesai. Ia masih belum mendapatkan solusi dari masalah kemasan bisnis pempeknya.
Tidak hanya pada kuantitas, Jessica juga mengalami kesulitan di harga kemasan. Belum selesai urusannya dengan kuantitas pencetakan dengan minimal 100.000 pcs, kini masalah lainnya adalah mahalnya harga yang ditawarkan untuk cetak kemasan. Lebih tepatnya adalah mahalnya harga cetak kemasan fleksibel.
Kemasan Fleksibel?
Ia tertarik dengan kemasan fleksibel. Dari sekian banyak model kemasan yang mungkin saja bisa menjadi solusi untuk menjaga kualitas pempek dan mendorong pendapatannya, ia sangat tertarik dengan flexible packaging.
Kemasan fleksibel atau yang lebih akrab disebut sebagai flexible packaging adalah sebuah kemasan dari plastik yang memiliki material dasar lentur untuk dapat dicetak atau direkatkan dengan material pendukung lain seperti alumunim foil tau PVC.
Seperti yang sudah Jessica cari di Google, kemasan fleksibel memang diperuntukkan untuk produk-produk yang didominasi oleh makanan, bubuk, atau minuman. Oleh karena itu, Jessica akhirnya lebih memilih kemasan fleksibel untuk produknya.
Berbagai vendor telah ia hubungi, dan masalah kuantitas masih belum terpecahkan. Lalu saat ini Jessica justru dibuat tambah pusing setelah mengetahui harga cetak kemasan fleksibel. Sudah harus mengeluarkan uang untuk cetak 100.000 pcs kemasan yang sebenarnya terlalu banyak, kini ia harus berkelut dengan mahalnya biaya cetak.
Tidak hanya itu, sebagai seorang yang hanya dikaruniai kepandaian dalam bidang financial, Jessica juga merasa kesulitan untuk menentukan desain produk yang akan ada di kemasannya. Dia tidak mengetahui font apa yang cocok untuk produk pempeknya. Tidak pula mengerti bagaimana desain yang bisa mewakili identitas yang ingin dibangun. Perpaduan warna apa yang bisa menyatu di desainnya, dan hal lain yang terkait dengan desain.
Pada intinya, Jessica punya banyak rencana di kepalanya tapi tidak ada yang bisa mewakili dan membuat idenya jadi kenyataan. Ada satu hal yang sering bikin Jessica khawatir, mengetahui kalau pembuatan desain produk memakan cukup banyak biaya di luar dari pencetakan adalah hal yang bikin pusing. Padahal ia telah membuat konsep dasar untuk kemasan fleksibel untuk produk pempek yang ia inginkan. Jadi, setelah membuat perhitungan cetak kemasan ia baru sadar bahwa harganya memang benar-benar mahal.
Masalah Biaya Produksi Di Sebuah Bisnis
Masalah biaya produksi dalam bisnis kadang memang jadi sesuatu yang bikin ribet. Enggak heran jika ada banyak kasus bisnis yang bangkrut di tengah jalan padahal sudah memiliki nama yang populer. Mengutip dari CB Insights, rain out of cash atau kehabisan dana menjadi alasan nomor 2 dari 20 alasan kenapa perusahaan rintisan berakhir dengan kegagalan.
Biaya produksi memang kerap kali merupakan hambatan tersendiri dalam sebuah bisnis. Karena memegang peranan krusial, banyak pebisnis yang sering sekali stuck untuk mengembangkan usaha karena alasan tidak memiliki dana. Termasuk tidak memiliki dana untuk mencetak kemasan dalam jumlah kuantitas yang sangat banyak di luar dari kebutuhan yang diperlukan. Hal tersebut tentu sangat membingungkan, dan Jessica hanya jadi satu dari sekian banyaknya pebisnis kecil menengah yang jadi terhambat kesuksesan dan perkembangan bisnisnya karena kemasan yang mahal.
Tapi, sebenarnya jika bisa menemukan solusi dari masalah mahalnya biaya produksi cetak kemasan justru bisa membuat bisnis akan memungkinkan untuk bertumbuh. Apalagi jika kemasan yang sudah dicetak bisa mengurangi masalah-masalah teknis misalnya kebocoran, kerusakan, benturan fisik, dan sebagainya.