Lihat ke Halaman Asli

Flavilius Aldo

Politik,Lingkungan,Sosial,Budaya,Ekonomi, Pendidikan,

Bupati Kabupaten Ngawi Mengambil Langkah Kontroversial Terkait Pemberian Pupuk Subsidi Para Petani

Diperbarui: 2 Desember 2023   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Bupati Kabupaten Ngawi Ony Anwar Harsono telah mengambil langkah kontroversial terkait pemberian subsidi pupuk kepada para petani. Pemerintah Kabupaten Ngawi tidak mengusulkan penambahan subsidi pupuk pada tahun 2024. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Ngawi hanya memberikan subsidi sebesar 25% dari total pupuk yang dibutuhkan petani. Ony mengambil langkah ini dengan tujuan untuk mempertahankan Kabupaten Ngawi sebagai lumbung padi nasional. Ia berniat untuk terus meningkatkan pengetahuan petani tentang konsep pertanian ramah lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. 

"Kabupaten Ngawi akan terus menjadi lumbung pangan nasional. Kami akan terus melanjutkan program Dinas Pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk mewujudkan kemandirian petani," kata Onye, yang hadir dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Kabupaten Ngawi, Rabu (29/11/2023).

Tahun depan, Pemerintah Kabupaten Ngawi menegaskan bahwa mereka tidak akan menambah kuota pupuk kimia yang disubsidi untuk petani. Hal ini dilakukan untuk mendorong petani memproduksi pupuk organik sendiri. "Ngawi termasuk salah satu daerah yang tidak mengajukan penambahan kuota pupuk dalam rangka meningkatkan kemandirian," jelasnya. Ia memahami bahwa keputusan ini akan menimbulkan kontroversi di kalangan petani. Tentu saja, banyak petani yang akan mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk. Kalaupun pupuk kimia tersedia, harganya pasti akan lebih mahal karena tidak disubsidi. "Insya Allah kami berani mengambil tanggung jawab dengan memilih swasembada pupuk dan benih," harapnya. 

Pada tahun 2024, pasokan pupuk susulan yang beredar di Ngawi hanya 25 persen dari total kebutuhan. Sebaliknya, jumlah total pupuk susulan yang didistribusikan di Ngawi pada tahun 2023 adalah 40 persen dari total kebutuhan pupuk susulan sebesar 107.442 ton. Bahkan dengan jumlah tersebut, beberapa petani masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk susulan. "Informasi untuk tahun mendatang telah dikurangi menjadi 25% dari kebutuhan kami. Awalnya 40%. 

Ada dua pilihan, pertama mendapatkan pupuk non subsidi dengan harga yang lebih tinggi dan kedua mendapatkan pupuk subsidi dengan alokasi 25%," jelasnya. Bupati Oni berharap kedepannya seluruh pertanian di Kabupaten Ngawi menggunakan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Saat ini, sistem ini sudah diterapkan di lahan seluas 1.780 hektar. "Tahun 2023 kita sudah ada sekitar 1.780 hektare, dan tahun 2024 pertanian ramah lingkungan akan diterapkan di 5.000 hektare. Hal ini untuk mengurangi biaya produksi dan memaksimalkan hasil'.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline