Lihat ke Halaman Asli

Memeluk Bayangan yang Kian Pudar

Diperbarui: 23 Januari 2025   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam menjadi teman di kala aku merintih

Setiap sudut kamar menjadi tempat menampung air mataku

Aku yang menjadi rapuh saat semua insan menutup mata

Bayangmu selalu menjadi alasan derasnya air mataku

Di setiap sudut waktu, aku termenung

Bayangmu hadir dalam redup cahaya

Namun perlahan memudar, hilang tanpa jejak

Meninggalkan aku dalam lautan kerinduan

Ayah, aku rindu pelukan hangat darimu

Kini pelukan itu hanya menjadi sejarah indah

Hangatnya selalu tersimpan dalam ingatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline