Lihat ke Halaman Asli

Apa itu Green Tourism?

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12980203201921260818

Satu hal yang pastinya kita suka adalah jalan -jalan.Tapi apakah pernah berpikir apakah jalan-jalanyang penuh sukaria itu sebenarnya berkonsep ramah lingkungan atau tidak?

Melongok air terjun, berendam di sumber air panas pegunungan, piknik di kebun teh, wisata petualangan (outbond), atau apapun bentuk kegiatan berlibur outdoorsepertinya sama saja tetapi apakah ini yang dimanakan Green Tourism (Wisata Hijau atau Wisata Ramah Lingkungan)?

Green Tourism sebagai salah satu bentuk ekoturisme atau wisata berbasis ekosistem masih terdengar tidak lazim di Indonesia. Namun sebenarnya apa sih yang disebut dengan Green TourismGreen Tourism dapat berarti (1). Wisata yang menitikberatkan pada kunjungan ke lokasi satwaliar berada (misal taman nasional dan cagar alam). Jadi Green Tourism ini bisa jadi diantaranya adalah kegiatan hiking (gerak jalan dan mendaki), trekking, birding atau birdwatching(pengamatan burung), snorkeling, dan diving; (2). Wisata yang berkelanjutan atau artinya tidak mengakibatkan kerusakan di lokasi wisata dan cagar budaya yang sedang dikunjungi (ramah lingkungan). Green Tourism yang mengusung idealisme ekoturisme berbasis konservasi sebenarnya bukan merupakan barang baru di dunia serta telah diimplementasikan di Indonesia. Walaupun demikian mungkin masih jarang terdengar rimbanya dan hanya orang - orang tertentu sajalah yang tahu dan bergelut dengan dunia pariwisata. Namun jangan kuatir, teman – teman dapat langsung mempraktekkan langsung Green Tourism dimana saja ketika berkelana.Green Tourism sebagai bagian green life style pun perlu dipupuk sedari dini sebagai green mind. #1 Lingkungan Praktek Green Tourism dapat dimulai dengan cara menghormati alam lingkungan termasuk diantaranya menjaga jarak, tidak menyentuh apalagi menganiaya satwaliar,  juga selalu mengikuti jalur trek yang telah disediakan. Teman juga telah mendukung usaha konservasi dengan cara membayar tiket masuk taman nasional atau kawasan yang dilindungi. Mungkin merupakan salah satu praktek termudah adalah budaya membuang sampah pada tempatnya. Percaya atau tidak wisatawan Indonesia mungkin yang paling susah untuk tertib membuang sampah di manapun mereka berada. #2 Produk Hewani & Daur Ulang Tidak membeli kerajinan tangan dan produk yang berasal dari satwaliar yang dilindungi dan terancam punah. Pakailah juga pakaian yang ramah lingkungan(second hand field clothing, daypack, carrier, boots). Pola makan pun bila perlu kita ubah agar lebih ramah lingkungan seperti menjadi vegetarian, ovo - lacto vegetarian atau yang paling keras vegan. #3 Produk & Budaya Lokal Pilihlah hotel/hostel lokal dan ramah lingkungan, makanlah di restoran lokal, serta berbelanja di pasar tradisional. Selain lebih murah dengan membeli produk lokal, teman – teman juga mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan menghormati budaya setempat. Yang terpenting mungkin adalah untuk selalu memperhatikan tingkah laku dan perkataan dimanapun teman berada. #4 Pemandu lokal Perkaya pengalaman dan dukunglah ekonomi lokal dengan menyewa pemandu lokal. Bila perlu mintalah pemandu berlisensi yang telah direkomendasikan operator tur wisata. #5 Transportasi Usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dapat dilakukan dengan mengurangi frekuensi penerbangan lokal. Ubahlah pola transportasi teman menjadi sepeda, kereta api, bis atau kapal feri. Tinggallah di lokasi wisata untuk jangka waktu yang lama dibanding berpergian jangka pendek. #6 Aksi Konservasi Berkontribusi dan ikut berpartisipasi dalam  suatu proyek konservasi dapat berdampak positif pada kehidupan masyarakat lokal. Jadilah turis sekaligus volunteer dari suatu kegiatan ilmiah berbasis konservasi atau perlindungan alam. Selain teman dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman hidup juga dapat meningkatkan taraf hidup komunitas lokal. Enam poin Green Tourism yang tercantum sebelumnya merupakan hasil adaptasi prinsip – prinsip ekoturisme The International Ecotourism Society (TIES). Green Tourism seperti halnya Ecotravel, Ecovacation, Eco - (ad)venture, Eco - cruise, Eco - safari, Nature tourism (wisata alam), Low impact tourism, Bio - tourism, Ecologically responsible tourism memang biasa digunakan dalam istilah marketing bisnis pariwisata berbasis ekosistem. Ekoturisme, apresiasi terhadap alam berbentuk produk pariwisata, janganlah hanya mengandalkan alasan ekonomi semata tapi tidak berkelanjutan secara ekologis. Apalagi saat ini ekoturisme hanyalah dipandang sebagai suatu bentuk oportunistik atas ekosistem. Green Tourism dapat lebih bermakna dibanding hanya taking only pictures and leaving only footprints. Model wisata ini dapat membuat perbedaan yang lebih berarti bagi kita pribadi dan dampak berkelanjutan bagi komunitas lokal yang terlibat langsung di dalamnya. Selain itu pula meminimalisir perusakan terhadap alam, mendukung perlindungan suatu kawasan, mengedepankan pemberdayaan komunitas lokal, mengapresiasi lebih kebudayaan dan nilai lokal, serta berfungsi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konservasi alam dan lingkungan sekitarnya (Special Report, The U.S. Ecotourism Market, WTO, 2002).Dengan kata lain praktek Green Tourism berarti keberlanjutan akan lingkungan, kebudayaan, dan juga komunitas pada lokasi wisata yang kita kunjungi :) Mirror page: http://flasmana.tumblr.com/post/3359986462/green-tourism-beatblog-writing-contest




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline