Metaverse merupakan sebuah rancangan yang memadukan dunia nyata dan dunia digital. Lebih luas, Metaverse adalah sebuah ruang virtual yang memanfaatkan teknologi virtual reality dan augmented reality yang memungkinkan untuk setiap orang dari seluruh dunia berkumpul dan berinteraksi.
Saya kira dunia pendidikan saat ini sudah terbiasakan diri dengan situasi pandemi selama dua tahun, proses habituasi yang berlangsung sangat lama karena pandemi covid 19 memaksa dunia pendidikan mengerahkan segala kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sehingga proses belajar mengajar disekolah tetap dilaksanakan dengan baik walaupun kenyataananya kurang efektif.
Pembelajaran yang semulanya dilaksanakan secara langsung disekolah beralih ke proses pembelajaran secara during. Dengan keadaan terbatas mengadalkan sumber daya yang tersedia disekolah membuat guru dan siswa melaksanakan pembelajaran secara during baik melalui grup whatsapp, clasroom, bahkan ada sekolah yang setiap hari melaksanakan pembelajaran melalui google meet atau zooom.
Dampak positif memang ada misalnya guru yang berusaha belajar mengunakan aplikasi dengan bermodalkan nekat saja tetapi hasil yang dirasakan oleh guru adanya peningkatan kompetensi guru dalam mengunakan aplikasi secara during, namum disisi lain tidak semua daerah yang jaringan internet terjangkau bahkan ada sekolah yang melaksanakan pembelajaran apa adanya saja.
Contohnya sekolah yang akses internetnya tidak terjangkau mengunakan pendekatan pembelajaran melalui titik kumpul dan proses ini sudah dilaksanakan pada masa pandemi covid 19.
Kekuarang sumber daya manusia dalam mengunakan aplikasi mode daring sangat berdampak pada rendahkan kualitas pembelajaran yang menyebakan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran tertentu sangat rendah. Belum lagi kemampuan literasi guru dan siswa yang masih kurang menyebabkan pembelajaran tidak berjalan semestinya.
Dalam konteks pembelajaran yang berpusat pada siswa metaverse akan memberikan dampak buruk bagi dunia pendidikan, kenapa demikian karena peran guru tidak bisa digantikan dengan teknologi manapun. Siswa membutuhkan sentuhan langsung dari guru bukan melalui dunia digital.
Boleh saja dunia digital berperan penting dalam mempercepat akses informasi berkaitan dengan materi pembelajaran, dunia digital juga dapat membantu siswa mempercepat pemahaman karena sumber belajar saat ini bukan hanya dari guru saja melaikan banyak sumber belajar yang di akses dimana saja dan kapan saja.
Namun dalam mengimplementasi pendidikan karakter tidak bisa melalui virtual, guru harus melaksanakan pembelajaran secara langsung dengan siswa disekolah.
Kementerian pendidikan dan kebudayaan sudah memberikan ruang kepada satuan pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka terbatas. Dengan demikian kondisi memberikan ruang bagi guru untuk memantau perkembangan siswa secara langsung disekolah.
Berdasarkan pengalaman pembelajaran yang dilaksanakan secara during selama dua tahun banyak siswa yang kehilangan arah dan tujuanya. Siswa tidak merasakan sentuhan langsung dari guru dan guru juga tidak bisa memantau perkembangan siswa dari sisi perkembangan mental dan semangat belajarnya.