Setiap orang tentunya memiliki kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan hubungan yang baik dan kebutuhan akan rasa dimiliki oleh lingkungan. Semua aspek ini diperlukan oleh semua orang sebab kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan dasar yang sangat diperlukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Menurut Maslow "kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan-kebutuhan yang digambarkan seperti sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkatan kebutuhan manusia, diantaranya adalah kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang. (Hierarki Kebutuhan Maslow, n.d., pp. 3). Maslow juga menjelaskan bahwa kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang disebut sebagai sense of belonging. Sense of belonging adalah suatu perasaan dimana seseorang merasa bahwa dia dimiliki dalam artian diterima oleh lingkungannya sehingga membuat dia merasa nyaman. Menurut Maslow kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta" (Hierarki Kebutuhan Maslow, n.d., pp. 6).
Hal ini menunjukan bahwa sense of belonginess sangat penting dan harus ditunjukan oleh pendidik kepada anak, karena di dalam komunitas kelas, pendidik merupakan peran paling penting dalam proses perkembangan dan keaktifan anak, sehingga pendidik harus menunjukan kepada anak bahwa di dalam komunitas kelas, anak-anak diterima dan dihargai dengan baik sebagai bagian dari komunitas kelas. Pendidik harus menunjukan sense of belonginess kepada anak karena pendidik adalah role model. Pendidik adalah orang dewasa yang dapat menolong anak untuk dapat belajar memahami sesuatu. Ada banyak hal yang bisa digunakan pendidik untuk menunjukan kepada anak bahwa mereka dimiliki dan diterima di dalam kelas bisa melalui teknik scaffolding, teknik scaffolding yaitu teknik yang dipakai oleh pendidik untuk membantu anak belajar memahami sesuatu dengan memberikan sejumlah bantuan kepada anak secara bertahap sampai anak tersebut paham (Puspitasari, 2023, p. 16). Bisa juga dengan cara memberikan perhatian kepada anak dengan berinteraksi seperti menanyakan keadaan anak, menyapa anak sebelum memulai kelas, mengenal anak satu persatu dan mengenal kepribadian mereka akan membuat anak merasa diterima dan merasa dikasihi. "Berdasarkan mata kuliah Psikologi yang saya ikuti menjelaskan bahwa interaksi dengan lingkungan fisik dan sosial sangat penting untuk perkembangan kognitif" (Puspitasari, 2023, p. 6). "Perkembangan kognitif sendiri merupakan proses adaptasi pada seorang anak dalam mengartikan objek maupun semua peristiwa pada kondisi di sekitarnya"(Admin, 2023).
Artinya interaksi yang baik antara pendidik dengan cara memberikan perhatian kepada anak, akan membuat anak merasa dimiliki dan dikasihi sehingga mendorong anak untuk lebih aktif di kelas, anak akan memusatkan perhatiannya secara penuh di dalam kelas karena anak merasa bahwa di dalam kelas tersebut dia diterima sehingga mendorong anak untuk terus belajar dan memiliki semangat untuk mengikuti kelas. Bentuk dari anak mulai mengalami perkembangan karena merasa diterima di dalam kelas biasanya ditunjukan dengan, anak mulai aktif bertanya, anak mulai aktif menjawab pertanyaan yang diberikan, aktif bekerja dalam kelompok dan selalu penuh antusias mengikuti kelas. Melalui perubahan yang ditunjukan oleh anak menunjukan bahwa anak mulai bisa beradaptasi dengan baik dengan peristiwa di sekitarnya. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan kognitif anak mulai berkembang secara perlahan melalui perubahan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara pendidik dan anak.
Bagi anak-anak yang sedang dalam tahap perkembangan mendapatkan sense of belonginess merupakan hal yang sangat mereka perlukan dalam kelas, karena dengan memiliki perasaan ini anak akan merasa bahwa ia dimiliki atau dikasihi sehingga membuat anak termotivasi untuk memiliki semangat belajar di kelas, selain itu anak juga akan memiliki sense of belonging terhadap kelas, guru dan teman-teman. Perasaan sense of belonginess akan mendorong anak untuk mampu menciptakan suasana kelas yang harmonis serta mendukung keaktifannya di kelas. "Anak sebenarnya adalah pembelajar yang aktif dan termotivasi" artinya anak-anak akan dengan penuh antusias dan semangat untuk aktif mengikuti kelas dengan baik ketika dia merasa mendapatkan dukungan di kelas oleh pendidiknya (Puspitasari, 2023, p. 6). Lalu akibat dari anak tidak memiliki perasaan sense of belonginess ini akan membuat anak kehilangan salah satu kebutuhan dasarnya, apalagi sebagai makhluk sosial, manusia cenderung memiliki keinginan untuk dimiliki dan dihargai oleh individu lain di dalam suatu kelompok. "Anak akan berperilaku negatif dan hilang kepercayaan apabila merasa diremehkan, dikucilkan dan merasa terisolasi dari orang-orang disekitarnya" (Adesta, 2018, p. 10). Artinya ketika di dalam kelas anak tidak mendapatkan sense of belonginess dari guru, anak merasa tidak mendapatkan perhatian dari guru dan seringkali diremehkan oleh guru maka tanpa disadari akan mempengaruhi kepercayaan diri anak atau self of efficacy. "Self of efficacy sendiri merupakan keyakinan dalam diri mengenai tingkat keberhasilan dalam menguasai suatu situasi yang mampu mempengaruhi kehidupan mereka". Self efficacy sendiri sangat berpengaruh karena mempengaruhi cara seseorang berpikir dan memotivasi diri. Artinya ketika anak tumbuh di lingkungan kelas yang pendidik terlalu otoriter, sering meremehkan murid, tidak toleran dan tidak menunjukan kepada anak sense of belonginess akan membuat anak menjadi pribadi yang takut, takut mengambil keputusan, takut mendapat judgment, selalu ragu mengambil tanggung jawab karena takut gagal, anak akan takut untuk mengeluarkan pendapat, anak juga akan terlihat murung ketika mengikuti kelas, akan terjadi penurunan prestasi karena tidak memiliki dukungan motivasi untuk mengikuti kelas (Yuliani et al., 2017, p. 133).
Tentunya Setiap Pendidik mengharapkan setiap anak muridnya untuk ikut berpartisipasi di dalam kelas dengan aktif. Namun tanpa disadari pendidik seringkali tidak memikirkan cara apa yang bisa mereka lakukan atau apa yang bisa mereka berikan untuk anak agar anak bisa termotivasi untuk aktif di dalam kelas, apalagi usia sekolah dasar adalah usia dimana anak-anak masih membutuhkan dorongan lebih dari orang dewasa untuk membantu mereka bisa aktif di kelas dalam meningkatkan kemampuan mereka. Untuk itu pendidik yang harus terlebih dahulu memberikan sesuatu kepada anak agar mereka aktif, yaitu dengan memberikan "pengertian bahwa anak adalah anggota kelas yang penting dan berharga" (Puspitasari, 2023b, p. 8). Dengan menunjukan kepada anak sense of belonginess, bentuk dari memberikan sense of belonginess kepada anak bermacam-macam, menurut penulis ada beberapa hal yang bisa dilakukan pendidik, pertama memberikan dukungan kepada anak ketika anak gagal misalnya dalam ujian, jangan menjudge, memberikan motivasi kepada anak setiap pagi sebelum memulai kelas, menyapa anak setiap pagi sebelum memulai kelas, menulis surat kepada anak di setiap akhir ujian, atau tes, saat memeriksa tugas anak berikan feedback yang sesuai dengan hasil pekerjaan jangan hanya good job, well done, tetapi usahakan berikan masukan apa yang bagus dari tugas tersebut dan apa yang perlu diperbaiki, "sebisa mungkin libatkan anak dalam pengambilan keputusan dan evaluasi pekerjaan"(Puspitasari, 2023b, p. 7). Melalui semua hal tersebut dengan sendirinya anak akan merasa mendapat dukungan dari pendidik dan merasa bahwa ia adalah bagian dari komunitas sehingga pada akhirnya anak juga akan menunjukan perasaan sense of belonginess terhadap kelas, guru dan teman-teman, perasaan ini akan mendorong anak untuk ikut aktif berpartisipasi di dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Hierarki kebutuhan Maslow. (n.d.). Ensiklopedia Dunia. Retrieved June 5, 2023, from https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Hierarki_kebutuhan_Maslow
Puspitasari, D. (2023, May). Week 2. Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Kristen.
4 Tahapan Perkembangan Kognitif Si Kecil dalam Teori Piaget. (2023, March 4). Dinkes Prov Sulteng. https://dinkes.sultengprov.go.id/4-tahapan-perkembangan-kognitif-si-kecil dalam-teori
piaget/#:~:text=Piaget%20yang%20 mengartikan%20kognitif%20sebagai,semua%20peristiwa%20pada%20 kondisi%20sekitarnya