Lihat ke Halaman Asli

FKIP PCU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Petra Christian University

Pengaruh Sense of Belongingness dari Pendidik bagi Keaktifan Anak Sekolah Dasar di Kelas

Diperbarui: 18 Maret 2024   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maros Marlin Lodo_G11220002

Setiap orang tentunya memiliki kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan hubungan  yang baik dan kebutuhan akan rasa dimiliki oleh lingkungan. Semua aspek ini diperlukan oleh  semua orang sebab kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan dasar yang sangat  diperlukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Menurut Maslow "kebutuhan-kebutuhan  tersebut adalah kebutuhan-kebutuhan yang digambarkan seperti sebuah hierarki atau tangga  yang menggambarkan tingkatan kebutuhan manusia, diantaranya adalah kebutuhan akan rasa  memiliki dan kasih sayang. (Hierarki Kebutuhan Maslow, n.d., pp. 3). Maslow juga menjelaskan  bahwa kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang disebut sebagai sense of belonging. Sense  of belonging adalah suatu perasaan dimana seseorang merasa bahwa dia dimiliki dalam artian  diterima oleh lingkungannya sehingga membuat dia merasa nyaman. Menurut Maslow  kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap  sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat  dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta" (Hierarki  Kebutuhan Maslow, n.d., pp. 6). 

Hal ini menunjukan bahwa sense of belonginess sangat penting dan harus ditunjukan oleh  pendidik kepada anak, karena di dalam komunitas kelas, pendidik merupakan peran paling  penting dalam proses perkembangan dan keaktifan anak, sehingga pendidik harus menunjukan  kepada anak bahwa di dalam komunitas kelas, anak-anak diterima dan dihargai dengan baik  sebagai bagian dari komunitas kelas. Pendidik harus menunjukan sense of belonginess kepada  anak karena pendidik adalah role model. Pendidik adalah orang dewasa yang dapat menolong  anak untuk dapat belajar memahami sesuatu. Ada banyak hal yang bisa digunakan pendidik untuk  menunjukan kepada anak bahwa mereka dimiliki dan diterima di dalam kelas bisa melalui teknik  scaffolding, teknik scaffolding yaitu teknik yang dipakai oleh pendidik untuk membantu anak  belajar memahami sesuatu dengan memberikan sejumlah bantuan kepada anak secara bertahap  sampai anak tersebut paham (Puspitasari, 2023, p. 16). Bisa juga dengan cara memberikan  perhatian kepada anak dengan berinteraksi seperti menanyakan keadaan anak, menyapa anak  sebelum memulai kelas, mengenal anak satu persatu dan mengenal kepribadian mereka akan  membuat anak merasa diterima dan merasa dikasihi. "Berdasarkan mata kuliah Psikologi yang  saya ikuti menjelaskan bahwa interaksi dengan lingkungan fisik dan sosial sangat penting untuk perkembangan kognitif" (Puspitasari, 2023, p. 6). "Perkembangan kognitif sendiri merupakan  proses adaptasi pada seorang anak dalam mengartikan objek maupun semua peristiwa pada  kondisi di sekitarnya"(Admin, 2023). 

Artinya interaksi yang baik antara pendidik dengan cara memberikan perhatian kepada  anak, akan membuat anak merasa dimiliki dan dikasihi sehingga mendorong anak untuk lebih aktif  di kelas, anak akan memusatkan perhatiannya secara penuh di dalam kelas karena anak merasa  bahwa di dalam kelas tersebut dia diterima sehingga mendorong anak untuk terus belajar dan  memiliki semangat untuk mengikuti kelas. Bentuk dari anak mulai mengalami perkembangan  karena merasa diterima di dalam kelas biasanya ditunjukan dengan, anak mulai aktif bertanya, anak mulai aktif menjawab pertanyaan yang diberikan, aktif bekerja dalam kelompok dan selalu  penuh antusias mengikuti kelas. Melalui perubahan yang ditunjukan oleh anak menunjukan  bahwa anak mulai bisa beradaptasi dengan baik dengan peristiwa di sekitarnya. Hal ini  menunjukan bahwa perkembangan kognitif anak mulai berkembang secara perlahan melalui  perubahan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara pendidik dan anak. 

Bagi anak-anak yang sedang dalam tahap perkembangan mendapatkan sense of  belonginess merupakan hal yang sangat mereka perlukan dalam kelas, karena dengan memiliki  perasaan ini anak akan merasa bahwa ia dimiliki atau dikasihi sehingga membuat anak termotivasi  untuk memiliki semangat belajar di kelas, selain itu anak juga akan memiliki sense of belonging  terhadap kelas, guru dan teman-teman. Perasaan sense of belonginess akan mendorong anak  untuk mampu menciptakan suasana kelas yang harmonis serta mendukung keaktifannya di kelas.  "Anak sebenarnya adalah pembelajar yang aktif dan termotivasi" artinya anak-anak akan dengan penuh antusias dan semangat untuk aktif mengikuti kelas dengan baik  ketika dia merasa mendapatkan dukungan di kelas oleh pendidiknya (Puspitasari, 2023, p. 6). Lalu akibat dari anak tidak  memiliki perasaan sense of belonginess ini akan membuat anak kehilangan salah satu kebutuhan  dasarnya, apalagi sebagai makhluk sosial, manusia cenderung memiliki keinginan untuk dimiliki dan dihargai oleh individu lain di dalam suatu kelompok. "Anak akan berperilaku negatif dan hilang  kepercayaan apabila merasa diremehkan, dikucilkan dan merasa terisolasi dari orang-orang  disekitarnya" (Adesta, 2018, p. 10). Artinya ketika di dalam kelas anak tidak mendapatkan sense  of belonginess dari guru, anak merasa tidak mendapatkan perhatian dari guru dan seringkali  diremehkan oleh guru maka tanpa disadari akan mempengaruhi kepercayaan diri anak atau self  of efficacy. "Self of efficacy sendiri merupakan keyakinan dalam diri mengenai tingkat  keberhasilan dalam menguasai suatu situasi yang mampu mempengaruhi kehidupan mereka". Self efficacy sendiri sangat berpengaruh karena mempengaruhi cara  seseorang berpikir dan memotivasi diri. Artinya ketika anak tumbuh di lingkungan kelas yang  pendidik terlalu otoriter, sering meremehkan murid, tidak toleran dan tidak menunjukan kepada  anak sense of belonginess akan membuat anak menjadi pribadi yang takut, takut mengambil  keputusan, takut mendapat judgment, selalu ragu mengambil tanggung jawab karena takut gagal,  anak akan takut untuk mengeluarkan pendapat, anak juga akan terlihat murung ketika mengikuti  kelas, akan terjadi penurunan prestasi karena tidak memiliki dukungan motivasi untuk mengikuti  kelas (Yuliani et al., 2017, p. 133).

Tentunya Setiap Pendidik mengharapkan setiap anak muridnya untuk ikut berpartisipasi  di dalam kelas dengan aktif. Namun tanpa disadari pendidik seringkali tidak memikirkan cara apa  yang bisa mereka lakukan atau apa yang bisa mereka berikan untuk anak agar anak bisa  termotivasi untuk aktif di dalam kelas, apalagi usia sekolah dasar adalah usia dimana anak-anak  masih membutuhkan dorongan lebih dari orang dewasa untuk membantu mereka bisa aktif di  kelas dalam meningkatkan kemampuan mereka. Untuk itu pendidik yang harus terlebih dahulu  memberikan sesuatu kepada anak agar mereka aktif, yaitu dengan memberikan "pengertian  bahwa anak adalah anggota kelas yang penting dan berharga" (Puspitasari, 2023b, p. 8). Dengan  menunjukan kepada anak sense of belonginess, bentuk dari memberikan sense of belonginess  kepada anak bermacam-macam, menurut penulis ada beberapa hal yang bisa dilakukan pendidik,  pertama memberikan dukungan kepada anak ketika anak gagal misalnya dalam ujian, jangan menjudge, memberikan motivasi kepada anak setiap pagi sebelum memulai kelas, menyapa anak  setiap pagi sebelum memulai kelas, menulis surat kepada anak di setiap akhir ujian, atau tes, saat  memeriksa tugas anak berikan feedback yang sesuai dengan hasil pekerjaan jangan hanya good  job, well done, tetapi usahakan berikan masukan apa yang bagus dari tugas tersebut dan apa yang  perlu diperbaiki, "sebisa mungkin libatkan anak dalam pengambilan keputusan dan evaluasi  pekerjaan"(Puspitasari, 2023b, p. 7). Melalui semua hal tersebut dengan sendirinya anak akan  merasa mendapat dukungan dari pendidik dan merasa bahwa ia adalah bagian dari komunitas  sehingga pada akhirnya anak juga akan menunjukan perasaan sense of belonginess terhadap  kelas, guru dan teman-teman, perasaan ini akan mendorong anak untuk ikut aktif berpartisipasi  di dalam kelas. 

DAFTAR PUSTAKA 

Hierarki kebutuhan Maslow. (n.d.). Ensiklopedia Dunia. Retrieved June 5, 2023, from  https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Hierarki_kebutuhan_Maslow 

Puspitasari, D. (2023, May). Week 2. Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Kristen.  

4 Tahapan Perkembangan Kognitif Si Kecil dalam Teori Piaget. (2023, March 4). Dinkes Prov  Sulteng. https://dinkes.sultengprov.go.id/4-tahapan-perkembangan-kognitif-si-kecil dalam-teori 

piaget/#:~:text=Piaget%20yang%20 mengartikan%20kognitif%20sebagai,semua%20peristiwa%20pada%20 kondisi%20sekitarnya 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline