Lihat ke Halaman Asli

Fatimah Khairini Munir

Mahasiswa Baru UIN Maulana Malik Ibrahim

Pemberlakuan Wajib Penggunaan Seragam Batik bagi Murid SD dan SMP di Kabupaten Probolinggo

Diperbarui: 9 September 2021   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia berpadukan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Batik Indonesia juga diakui dan dikenal di kalangan mancanegara. Batik juga memiliki keunikan yang diberikan pada tiap tiap ukirannya, juga motif yang dipadukan antar daerah berbeda beda karena memiliki karakteristik juga asal usul yang dituangkan dalam motif batik yang beragam.

Setiap daerah pasti memiliki cerita tersendiri juga sejarah berdasarkan ragam motif batik yang terukir apik di media pembuatannya. Fakta unik dari budaya batik ini disamping keindahan seninya juga telah diakui oleh UNESCO yaitu United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization sebagai warisan budaya Indonesia. Hal ini disebabkan karena batik merupakan warisan budaya Indonesia yang dipertahakan atau diwarisi secara turun temurun dari cara penggunaan, bahan, serta motif yang ada tetap sama dari generasi ke generasi.

Karena jika kita berkaca ke belakang di motif batik tradisional yang ada di daerah daerah di Indonesia memiliki karakteristik dan motif yang berbeda antara daerah satu dengan lainnya, itulah mengapa karena motif tersebut mengandung unsur dan ciri khas tersendiri menyebabkan motif yang dituangkan berbeda tetapi cara pembuatan dan motif khas yang ditunjukkan tiap daerah akan tetap sama motif dan bentuknya. Hanya saja sekarang sudah banyak motif batik modern yang lebih apik yang dituangkan para pembatik kreatif ke dalam wadah pembuatannya.

 Saat ini di kawasan daerah Kabupaten Probolinggo, telah diberlakukan pemakaian dan penetapan seragam sekolah yang mengharuskan menggunakan batik di hari yang telah di tetapkan sekolah masing masing. Hal ini menjadi suatu kewajiban bagi sekolah yang terdapat di kawasan Kabupaten Probolinggo yang dikhususkan untuk Sekolah Dasar (SD) juga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena berdasarkan pernyataan Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo dimulai tahun 2019 yang mana sudah 2 tahun jika dihitung dari tahun sekarang.

Saat saya melakukan wawancara kepada salah satu pembatik di daerah Desa Wangkal Kabupaten Probolinggo, bahwasanya produsen batik untuk diproduksikan ke sekolah sekolah yang tersebar di wilayah Kabupaten Probolinggo diproduksikan oleh suatu naungan PKBM dimana merupakan suatu forum pelatihan bagi para pembatik atau orang awam yang ingin mengikutinya.

"Awalnya hanya 20 orang pada pelantikan batik yang diadakan di Kota Kraksaan, bertepat disebelah mall Soponyono, bisa dikatakan koperasi batik tempat penjualan hasil karya juga tempat penjualan alat dan bahan untuk membatik". Kata Umi Farida sebagai narasumber dan juga salah satu orang yang terlibat dalam forum batik tersebut. Fakta yang saya dapatkan adalah, bahwa pembentukan forum ini untuk anggotanya telah tersebar di beberapa desa yang ada di Kabupaten Probolinggo.

Salah satunya Desa Wangkal, yang mana hanya ada 5 orang pembatik yang diutuskan desa juga kemauan sendiri dalam mengikuti program pelantikan juga nantinya yang bertanggung jawab dalam pembuatan batik yang ada di Desa Wangkal. Untuk para pembatik telah disediakan oleh pihak desa dan sudah ada tempat khusus bagi mereka.

Akhir akhir ini mereka disibukkan dengan pemesanan batik yang nantinya akan diproduksi ke sekolah SD dan SMP yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo. Media yang digunakan adalah batik cetak, dengan bahan cetakan bermotif tut wuri handayani yang telah ditentukan dinas kabupaten juga malan serta kompor untuk melelehkan, juga bahan dasar terpenting kain katun jenis primisima untuk bahan menggambar motif.

Sebetulnya mereka juga menerima permintaan konsumen yang ingin dibuatkan beragam motif modern, untuk satu ini prosesnya sedikit berbeda dari batik cetak untuk seragam sekolah tetapi untuk pemesanan pribadi biasanya akan ditulis, dan pengerjaan batiknya adalah batik tulis untuk batik yang ada di Desa Wangkal diberi nama Batik Nolobranti, diambil dari nama pendiri Desa Wangkal yaitu Nolobranti. Untuk lama pengerjaan yang dilakukan tergantung pada tingkat kesulitan detail pada motif batik yang dikerjakan.

Juga karena kondisi saat ini dikatakan kurang kondusif dengan adanya wabah Virus Corona yang melanda salah satunya Negara Indonesia, menyebabkan sektor usaha pada pembatik ini dikatakan cukup melonjak dari 2 tahun yang lalu dikarenakan murid baru juga pernyataan oleh dinas pendidikan untuk mewajibkan penggunaan seragam batik ini.

Hal ini menyebabkan kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi para pembatik meningkat disertai kelonjakan konsumen dikalangan siswa siswi tingkat SD dan SMP untuk sekolah yang berada di kawasan Kabupaten Probolinggo. Hal ini tentunya sebagai penerapan kepada sekolah sekolah agar kita lebih sering dan mencintai penggunaan batik daerah dan sebagai unjuk rasa nasionalisme kita terhadap tanah air dalam menjaga warisan budaya Indonesia yaitu batik dengan penggunaannya yang diterapkan khususnya untuk anak anak dan remaja sekolah dengan penerapan kewajiban oleh Dinas Pendidikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline