Lihat ke Halaman Asli

Ada Apa Dengan Generasi Y ?

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman belum lama ini mengeluhkan sulitnya mengatur para perawat muda (rata-rata di bawah 30 tahun) di Rumah Sakit yang dipimpinnya. Menurut teman saya, para perawat muda ini cenderung tidak disiplin, semaunya, tetapi banyak menuntut. Bahkan yang menyedihkan, sulit menjadikan mereka seorang pemimpin. Mereka cenderung tidak mau menerima tanggung jawab yang lebih besar dan tidak berani menghadapi tantangan. Teman saya ini melanjutkan ceritanya, beberapa kejadian dimana perawat yang dipromosikan menjadi supervisor, malah tak lama kemudian mengundurkan diri karena tidak mau meneruskan tanggung jawab tersebut (bukan tidak bisa) dan memilih mengundurkan diri saja. Padahal proses seleksi sebelumnya sudah dilakukan dengan sangat ketat dan menjadi supervisor tentu mendapatkan tambahan tunjangan yang lumayan. Keluhan seperti ini sebenarnya saya dapatkan juga dari beberapa teman saya yang bekerja di Rumah Sakit dan rata-rata berhubungan dengan perawat-perawat yang usianya masih muda.

Saya bukan seorang psikolog atau ahli di pengelolaan sumber daya manusia, namun dalam pekerjaan saya sehari-hari saya banyak berhubungan dengan para perawat yang hampir sebagian besar adalah perawat yang lahir di tahun 80 an dan saya juga menghadapi masalah yang sama dengan yang dialami oleh teman-teman saya tadi. Oleh para ahli, kelompok ini termasuk dalam kelompok Generasi Y , yaitu generasi yang lahir di awal 1980 – 2000.

Tentunya saya tidak paham banyak tentang apa dan bagaimana generasi Y ini, namun saya ingin bagikan apa yang saya amati dari kelompok ini dan bagaimana pengalaman saya selama ini dalam bekerja dengan perawat- perawat yang dikategorikan sebagai Generasi Y.

Salah satu faktor yang membentuk karakter Generasi Y menurut saya adalah pola asuh keluarga. Mereka terlahir di dalam pola pengasuhan orang tua yang memberikan perhatian lebih kepada mereka. Jumlah anak yang tidak banyak membuat orang tua mereka lebih punya banyak waktu untuk memperhatikan segala kebutuhan anak dan mendampingi dalam melakukan aktifitas-. Orang tua cenderung selalu ingin mellindungi anak. Kalaupun orang tua tidak mempunyai waktu karena harus bekerja, mereka akan menyediakan pengasuh yang setiap saat selalu siap membantu si anak. Pola pengasuhan ini membuat Generasi Y ketika memasuki dunia kerja menjadi kebingungan karena selalu tergantung pada orang tua dan tidak terbiasa terbiasa mengatur dirinya sendiri. Bayangkan saja, bila orang tua mereka yang selalu membantu mereka menentukan keputusan-keputusan penting karena takut anaknya salah dalam mengambil keputusan. Sekarang si anak ( Generasi Y) sudah selesai sekolah ,masuk dalam dunia kerja dunia kerja dan dituntut untuk mengambil keputusan. Tentu saja mereka kebingungan.

Faktor-faktor lain lain yang saya amati mempengaruhi sikap Generasi Y ini adalah faktor teman dan kebutuhan untuk selalu melakukan pekerjaannya dengan cara menyenangkan (fun) . Generasi Y sangat dipengaruhi oleh pandangan teman-teman terhadap mereka. Sulit buat mereka untukbersikap melawan teman-teman mereka meskipun mereka tahu teman-teman mereka salah. Kalaupun mereka tidak setuju, mereka cenderung diam daripada bertentangan dengan kelompoknya.

Kebutuhan untuk tetap fun dalam melakukan pekerjaannya, sering kebablasan menjadi sikap yang dinilai cuek atau tidak peduli pada aturan yang berlaku. Apalagi dalam dalam pelayanan Rumah Sakit, dimana dituntut sikap kerja yang selalu mengacu kepada SPO ( Standar Prosedur Operasional ).

Kita tidak dapat menghindari kehadiran dan keterlibatan Generasi Y dalam pelayananan di Rumah Sakit karena inilah kelompok yang saat ini banyak di Rumah Sakit. Diperlukan sikap yang tepat dalam memperlakukan Generasi Y supaya mereka merasa nyaman dan potesi-potensi yang ada pada mereka bisa menjadi kontribusi dalam pelayanan Rumah Sakit . Saya juga mengenal mereka yang dikategorikan sebagai Generasi Y dengan tanggung jawab yang tinggi, loyal,serta mempunyai standar tinggi dalam pencapaian pekerjaan serta karir. Jadi memang harus pintar-pintar dalam memimpin Generasi Y supaya potensi potensi mereka muncul.

Selama ini saya coba melakukan beberapa pendekatan dan terus belajar juga untuk bisa mengoptimalkan keberadaan Generasi Y di Rumah Sakit. Berikut beberapa hal praktis yang coba saya lakukan :

Komunikasi yang transparan

Komunikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka denganjelas . Jangan ada agenda tersembunyi , lakukan komunikasi dengan ketulusan untuk mengajak mereka menjadi armada meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit.

Menjadi Mentor

Mengingat pola pengasuhan yang mereka lalui, Generasi Y membutuhkan pendampingan yang intens. Oleh karena itu, jadilah mentor yang siap membimbing mereka, terutama adalah mereka yang dalam tugas dan pekerjaannya merupakan staf langsung anda.Kalaupun waktu tidak memungkinkan untuk kita terus mendampingi, pastikan untuk tetap melakukan kontak dengan mereka melalui media yang ada, misalnya sms atau bbm.

Memberikan Apresiasi

Aparesiasi tidak harus selalu dinilai dengan berapa rupiah yang Rumah Sakit telah berikan, meskipun itu juga tidak bisa diabaikan. Tetapi ucapan-ucapan sederhana yang memuji hasil pekerjaan atau proses yang sedang mereka kerjakan bisa menjadi hal yang meningkatkan semangat mereka.

Menjadi pimpinan yang bisa mereka percaya

Ini hal yang memang tidak mudah, tapi begitu kita mendapatkannya, maka semuanya akan menjadi lebih mudah. Menjadi orang yang mereka percaya berarti menjadi teman bagi mereka. Ketika kita telah menjadi teman bagi mereka, maka mereka akan lebih mendengar saran-saran kita.

Suka atau tidak suka gelombang Generasi Y akan terus memasuki lingkungan kerja di Rumah Sakit . Pemimpin perlu melakukan penyesuaian sikap pendekatan untuk memimpin Generasi Y sehingga tercipta lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline