Lihat ke Halaman Asli

Sigit Santoso

Peduli bangsa itu wajib

Mengapa Efikasi 65,3% Sudah Sah Indonesia Divaksin?

Diperbarui: 12 Januari 2021   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepala BPOM sahkan penggunaan vaksin CoronaVac di Indonesia (tayangan kompas TV Live)

Ketika efikasi vaksin CoronaVac diperoleh data 65,3%. Ini sudah melewati jauh standard WHO yang hanya 50%.  Tentu BPOM segera menetapkan bahwa Indonesia siap mulai divaksin. Setelah sebelumnya MUI sendiri memberikan fatwa halal.

Dengan dimulai Presiden Joko Widodo sendiri, dikomandoi MenKes barunya vaksin Sinovac, yang menggunakan teknisi virus yang telah dimatikan ini akan menjadi pasukan vaksin pertama yang akan membasmi virus Corona. Namun jika ada yang masih bingung dengan hasil efikasi 65,3 % dan mengapa tidak 90% lebih misalnya jawabannya adalah populasi.

Dijelaskan oleh kepala BPOM Penny Lukito dari hasil uji klinis Bandung, setelah 14 hari anti bodi terbentuk 99,74% dan setelah 3 masih bertahan 99,23%. Ini jelas hasil yang memuaskan.

Sehingga ada 2 tema disini
1. Vaksin yang bekerja di tubuh, jelas ampuh karena bisa membentuk antibodi
2. Vaksin yang bekerja di populasi inilah efikasi. Standarnya harus ikut WHO.

Karena soal populasi bisa berbeda-beda . Seperti Turki yang 20%nya tenaga medis, Brazil dan Indonesia hampir mirip karena langsung menguji populasi umum. Mudahnya, populasi umum adalah populasi paling liar apalagi dalam random penularan.

Bayangkan jika vaksin diuji di komunitas yang kelompok beresiko tingginya besar ya efikasi tinggi itu mudah, karena yang hanya mendapat placebo tentu tetap kena virus jauh lebih banyak.

Namun jika diuji di populasi yang normal karena sulit mendapatkan jumlah relawan dalam jumlah besar. Mencapai 50% itu sangat sulit. Tau kan ? mau divaksin aja nunggu presiden duluan.

Sehingga tingkat efikasi itu terkait dengan tingkat penularan. Artinya meskipun di vaksin ya tetap bisa tertular. Ini fakta yang harus diwaspadai.

Vaksin hanya membantu memberi tambahan pasukan yang berlipat ganda agat ketika vaksin menulari tubuh siap dan mampu menyembuhkan diri dengan antibodi.

Artinya virus itu akan lenyap jika :
1. Ruang geraknya terbatasi
2. Ketika masuk ke manusia dihajar vaksin

Sehingga target selanjut fatality rate alias tingkat kematian itu bisa ditekan serendah-rendahnya. Lalu kita bisa kembali kehidupan normal makmur kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline