Indosat memang pernah menjadi salah satu janji Jokowi-JK untuk dilakukan buy back. Bahkan akhir September lalu sempat terlontar Fadli Zon menagihnya. Indosat ini memang salah satu pil pahit Indosat untuk keluar saat krisis jaman Megawati. Sering dicemooh tak nasionalis. Sering dicaci maki menjual bangsa. Dan, ya memang saking kompleksnya, buy back Indosat ini enak jadi amunisi lawan politik, namun siapapun yang akan menanganinya sendiri pasti akan berpikir seribu kali.
Setidaknya setelah Direktur Utama PT Indosat Tbk Chris Kanter bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (29/11/2018) kemarin terungkap bahwa buy back Indosat bukan semudah membalikkan telapak tangan.
Dengan penguasaan 65% saham Indosat, Qatar Telecom memang belum berencana menjual kembali Indosat. Dengan visi menjadi operator terbesar di dunia Qatar Telecom justru malah mau menambah dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 2 miliar dalam kurun waktu 3 tahun untuk memenuhi ambisinya tersebut.
Sehingga, mudahnya dengan dukungan pendanaan yang kuat kalau dijual pasti over price.
Masalahnya, ketika over price seberapa urgent, atau terlebih bagaimana road map pengembangan Indosat selanjutnya.
Ini masalah gengsi atau rasionalitas bisnis ?
Terlebih, nilai Indosat sendiri sedang mengalami penurunan harga beli kapitalnya sejak Qtel membeli dari Singtel. Qtel dulu beli dari Singtel seharga
US$ 3,3 miliar, nah sekarang kapitalisasinya hanya US$ 1 miliar. Maka, Qtel akan menjual dengan harga berapa ? Kemungkinannya hanya jual rugi. Tapi buat apa jual rugi ?
Sebaliknya bagi Indonesia, membeli barang yang kapitalnya sedang turun nilainya, seperti beli mobil bekas tapi sering mogok, tidak bisa langsung dipakai. Lalu apa urgensitasnya ?
Kalau hanya untuk gagah-gagahan kok kurang bijak.
"Dia itu uangnya banyak dan tujuannya mau jadi operator dunia. Tidak mungkin mau jual rugi apalagi dia banyak duit. Saya jelaskan tentu kalau mau lakukan buyback harus waktu yang tepat. Kalau sekarang si pemegang mayoritas tidak mau melepas sahamnya," begitu Chris Kanter menjelaskan.
Kuncinya buy back Indosat adalah waktu yang tepat. Dan reward apa yang bisa dioptimalkan bagi kesejahteraan bangsa dan negara ini.
Lalu apakah itu berarti janji Jokowi bohong ? Sebaiknya, ditanyakan ke rakyat dulu masih percaya Jokowi atau tidak. Tak ada yang sempurna yang namanya pemimpin kalau itu manusia. Karena bisa jadi ada kurang dan salahnya itu, hanya waktu tertunda untuk kesempatan lain yang lebih cemerlang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H